Solusi Limbah Peternakan: Kotoran Sapi Jadi Masker dan Kemasan Makanan

Ilmuwan dari University College London (UCL) dan Edinburgh Napier University berhasil mengubah kotoran sapi menjadi selulosa berkualitas tinggi untuk bahan pembuatan masker bedah dan kemasan makanan. 


Ilmuwan dari University College London (UCL) dan Edinburgh Napier University berhasil mengubah kotoran sapi menjadi selulosa berkualitas tinggi untuk bahan pembuatan masker bedah dan kemasan makanan.     Foto Ilustrasi: aleksandarlittlewolf/FreepikFoto Ilustrasi: aleksandarlittlewolf/Freepik


Ringkasan: 

  • Selulosa dalam kotoran sapi bisa diubah jadi bahan manufaktur tanpa bahan kimia berbahaya.
  • Teknologi “horizontal nozzle-pressurised spinning” mampu memintal serat dari limbah cair secara efisien.
  • Potensi besar untuk industri peternakan dan lingkungan, sekaligus sumber pendapatan tambahan.


SELULOSA adalah salah satu bahan paling umum di dunia yang biasa dipakai dalam produk seperti plastik bening (cling film), kertas, tekstil, bahkan makanan dan obat. 


Biasanya, selulosa diambil dari tanaman atau diproduksi dengan bahan kimia yang beracun. 


Tapi para peneliti menemukan bahwa selulosa juga bisa diambil dari kotoran hewan pemakan rumput seperti sapi, karena mereka tidak mencerna seluruh bahan tanaman yang mereka makan.


Masalahnya, kotoran hewan jadi tantangan global. Jumlahnya terus bertambah dan banyak peternak tidak mampu mengelolanya secara aman sebagai pupuk. 


Diperkirakan jumlah limbah hewan akan naik 40% antara 2003 hingga 2030, mencapai 5 miliar ton.


Melihat potensi ini, tim peneliti dari UCL dan Edinburgh Napier mencoba pendekatan baru. Mereka mengekstrak selulosa dari kotoran sapi lalu mengolahnya menggunakan metode bernama “pressurised spinning”. 


Teknologi ini, ditemukan pada 2013 oleh Prof. Mohan Edirisinghe, menggunakan tekanan dan rotasi untuk memintal serat dari cairan lunak.


Awalnya, upaya mereka gagal saat mencoba memintal serat secara vertikal. 


Setelah banyak uji coba, mereka menemukan bahwa sistem horizontal dengan pancaran cairan ke dalam air—baik diam maupun mengalir—bisa menghasilkan serat selulosa dengan sukses. 


Mereka juga bisa mengubah konsistensi cairan untuk menghasilkan bentuk lain sesuai kebutuhan industri.


Menariknya, teknologi ini lebih hemat energi dibanding metode sejenis seperti electrospinning yang membutuhkan tegangan tinggi. Mesin pemintal yang sudah ada pun bisa diadaptasi dengan cukup mudah.


Namun, tantangan berikutnya adalah bagaimana mengumpulkan dan mengangkut kotoran sapi dalam skala besar. 


Menurut Yanqi Dai, penulis utama studi ini, kotoran sapi bukan cuma limbah tapi juga ancaman lingkungan—dari pencemaran air hingga pelepasan gas rumah kaca. 


Dengan metode ini, limbah tersebut bisa jadi sumber daya baru dan membuka peluang ekonomi untuk para peternak.


Penelitian ini telah diterbitkan di The Journal of Cleaner Production.***


Sumber: Engineering & Technology - Cow manure transformed by researchers into manufacturing-grade cellulose


Post a Comment

أحدث أقدم