Proyek Raksasa Ilmuwan AS: Peta “Indra Keenam” dalam Tubuh Manusia

Proyek ini bertujuan membuat atlas saraf pertama yang menggambarkan bagaimana otak menjaga keseimbangan tubuh dari dalam.


Proyek ini bertujuan membuat atlas saraf pertama yang menggambarkan bagaimana otak menjaga keseimbangan tubuh dari dalam.Foto Ilustrasi: Aerial001/Pixabay


Ringkasan


SETIAP detak jantung, setiap tarikan napas, hingga sinyal kecil dari sistem imun ternyata adalah bagian dari percakapan rahasia antara otak dan organ-organ dalam tubuh kita. 


Kini, ilmuwan mulai memetakan komunikasi tersembunyi itu—yang disebut interoception atau “indra keenam”—melalui proyek besar yang didanai pemerintah Amerika Serikat. 


Bayangkan tubuhmu sebagai orkestra, dan otak adalah dirijennya. Agar harmoni tetap terjaga, otak harus terus mendengar “suara” dari setiap instrumen—dari detak jantung hingga perut yang keroncongan. 


Nah, komunikasi itu adalah interoception atau, dengan kata lain, kemampuan otak memantau apa yang terjadi di dalam tubuh tanpa kita sadari.


Selama ini kita tahu ada lima indra klasik, penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba. Tapi interoception adalah “indra keenam” yang tak kalah penting. 


Ia memberi tahu kita kapan haus, lapar, kedinginan, atau bahkan kapan harus menarik napas panjang untuk menenangkan diri.


Menurut peneliti, sistem ini menjadi dasar keseimbangan tubuh—dari emosi hingga metabolisme.


Kini, tim gabungan dari Scripps Research Institute dan Allen Institute berupaya memetakan jaringan kompleks ini secara menyeluruh. 


Proyek senilai US$14,2 juta dari National Institutes of Health (NIH) ini dipimpin oleh pemenang Nobel, Dr. Ardem Patapoutian, ahli saraf yang sebelumnya menemukan sensor mekanik pada sel manusia. 


“Kami ingin memahami bagaimana tubuh dan otak saling berbicara,” kata Dr. Patapoutian.


Fase pertama penelitian akan melacak jalur neuron sensorik dari sumsum tulang belakang menuju organ-organ dalam menggunakan teknologi pencitraan 3D resolusi tinggi


Fase kedua akan memetakan profil genetik neuron tersebut—untuk mengetahui, misalnya, jenis saraf mana yang bertugas memantau lambung, kandung kemih, atau jaringan lemak


Gabungan dua fase ini akan menghasilkan atlas saraf tubuh pertama yang menjelaskan bagaimana sinyal dari organ diterjemahkan otak menjadi sensasi internal.


Peneliti lain, Dr. Li Ye dari Scripps, menambahkan bahwa hasil proyek ini dapat menjadi peta dasar bagi penelitian lanjutan tentang komunikasi otak–tubuh. 


“Kami ingin tahu bagaimana organ dan sistem saraf tetap selaras,” ujarnya.


Menariknya, interoception tidak hanya berkaitan dengan fungsi tubuh, tapi juga dengan kesehatan mental


Riset sebelumnya menunjukkan bahwa gangguan pada sistem ini bisa menyebabkan depresi, gangguan kecemasan, hingga masalah pengaturan emosi


Ketika otak gagal membaca sinyal tubuh—misalnya, tidak merasakan jantung berdebar saat cemas—keseimbangan internal bisa runtuh.


Menurut Dr. Xin Jin, profesor di Scripps, proyek ini membuka jalan baru untuk memahami bagaimana otak menjaga stabilitas internal. 


Interoception adalah fondasi hampir setiap aspek kesehatan. Tapi selama ini, kita belum punya peta yang jelas tentang bagaimana sistem ini bekerja,” katanya.


Lebih jauh lagi, peta ini bisa membantu menjelaskan hubungan antara perasaan dan fisiologi: mengapa stres membuat perut mual, atau kenapa rasa lapar bisa memicu kemarahan (hangry). 


Dengan memahami jalur sinyalnya, para ilmuwan berharap bisa mengembangkan terapi yang “menyentuh” sistem saraf dari dalam—bukan sekadar menenangkan gejala di permukaan.


Proyek ini didanai melalui NIH Transformative Research Award, penghargaan untuk riset lintas disiplin yang berpotensi mengubah paradigma kesehatan manusia. 


Bagi para ilmuwan di Scripps dan Allen Institute, ini bukan sekadar soal neuron dan organ, tapi upaya memahami bagaimana kesadaran dan keseimbangan muncul dari dalam tubuh kita sendiri.


Disadur dari Earth.com.


Post a Comment

أحدث أقدم