Penelitian terbaru menunjukkan bahwa manusia bisa menangkap maksud dan niat orang lain hanya lewat arah pandangan mata.
Ringkasan:
- Manusia bisa membedakan tatapan yang disengaja dan tidak hanya dalam hitungan milidetik.
- Gerakan mikro di sekitar mata bisa menjadi "kode rahasia" yang terbaca secara instingtif.
- Temuan ini bisa membantu kita memahami tantangan sosial pada kondisi seperti autisme dan ADHD.
STUDI ini mengonfirmasi bahwa mata bukan cuma “jendela jiwa,” tapi juga alat komunikasi sosial yang sangat canggih—dan nyaris tanpa kita sadari.
Kita semua pernah merasakannya—tatapan tajam yang terasa “bermakna”, atau lirikan cepat yang bikin kita sadar ada yang diam-diam memperhatikan.
Tapi apa sebenarnya yang terjadi di otak kita saat membaca arah tatapan seseorang? Penelitian dari McGill University ini mengupas cara kita memahami niat orang lain hanya dari gerakan mata mereka.
Para peneliti merekam orang-orang yang diminta menggerakkan mata ke kiri atau kanan.
Dalam beberapa kasus, mereka memilih sendiri arah tatapan (intensional), sementara dalam kasus lain mereka hanya mengikuti instruksi (non-intensional).
Lalu, sekitar 80 partisipan diminta menonton video-video ini yang dipotong tepat sebelum tatapan terjadi, dan menebak ke arah mana mata si pelaku akan bergerak.
Hasilnya? Para penonton lebih cepat menebak arah tatapan saat gerakan itu bersifat intensional.
Walaupun perbedaan kecepatan hanya beberapa milidetik, ini cukup untuk menunjukkan bahwa otak kita memproses jenis tatapan ini secara berbeda.
Dalam eksperimen lanjutan, peneliti ingin tahu apakah kita akan lebih cepat mengikuti arah tatapan yang disengaja. Ternyata, kecepatan mengikuti arah tatapan tidak berubah—baik itu tatapan intensional atau tidak.
Ini menunjukkan bahwa membaca maksud dari tatapan dan merespons arah tatapan bisa terjadi melalui dua jalur otak yang berbeda.
Gerakan mikro yang tak terlihat
Lalu bagaimana kita tahu apakah seseorang benar-benar berniat menatap ke suatu arah?
Dengan menganalisis video secara detail, tim peneliti menemukan bahwa ada gerakan sangat halus di sekitar area mata sebelum seseorang memilih mengalihkan pandangan.
Gerakan tersebut tidak tampak pada tatapan yang hanya mengikuti perintah. Mungkin inilah sinyal diam-diam yang ditangkap otak kita.
Ristic dan timnya akan melanjutkan studi dengan teknologi pelacakan mata yang lebih canggih untuk melihat bagaimana niat bisa terekam dalam tatapan.
Mereka juga akan menguji apakah tatapan yang bermaksud membantu atau menipu bisa dikenali oleh penonton.
Selain itu, mereka akan meneliti bagaimana individu dengan autisme atau ADHD menangkap (atau melewatkan) isyarat sosial semacam ini.
“Ini adalah salah satu pertanyaan terbesar di dunia autisme,” kata Ristic. “Di bagian mana sistem otak mereka bekerja secara berbeda, dan bagaimana?”
Sumber: Live Science - People really can communicate with just their eyes, study finds
إرسال تعليق