Kita tak sekadar tiba-tiba bengong saat otak kosong, ada yang terjadi di kepala kita.
Ringkasan:
- Mind blanking bukan cuma bengong, ini kondisi otak yang unik, terjadi saat arousal terlalu tinggi atau rendah.
- Otak bisa “tidur lokal” meski kamu sadar, bagian otakmu bisa mati sementara, bikin pikiran kosong total.
- Penting untuk dipahami karena fenomena ini bisa jadi kunci untuk mengenali perbedaan pengalaman kesadaran tiap orang.
PERNAH duduk bengong, lalu tiba-tiba sadar dan berpikir, “Barusan aku mikirin apa ya?” Kalau iya, selamat—kamu baru saja mengalami mind blanking, alias momen ketika otak mendadak kosong seperti wifi yang putus sinyal.
Tapi ini bukan sekadar melamun biasa. Para ilmuwan dan filsuf dari berbagai penjuru dunia sedang serius menyelidiki fenomena ini—dan hasilnya cukup mind-blowing.
Otak kosong itu bukan cuma "ngelamun"
Selama ini, penelitian soal “pikiran ngelayang” alias mind wandering sudah cukup banyak. Tapi mind blanking itu beda.
Kalau mind wandering seperti sungai yang mengalir (meskipun tidak tahu ke mana), mind blanking itu bak sungai yang tiba-tiba kering. Tidak ada pikiran yang bisa dilaporkan, tidak ada “isi” yang bisa diakses. Kosong. Blank.
Penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Trends in Cognitive Sciences menyatakan bahwa mind blanking adalah kondisi mental yang unik, terjadi 5–20% dari waktu kita sehari-hari (iya, segitu seringnya!).
Hal itu biasanya muncul saat:
- Mengerjakan tugas panjang yang butuh fokus (misalnya ujian atau kerjaan kantoran),
- Kurang tidur,
- Capek banget habis olahraga berat.
Dan ternyata, anak-anak dengan ADHD lebih sering mengalaminya. Begitu juga orang dengan gangguan kecemasan, stroke, cedera otak, bahkan sindrom langka kayak Kleine–Levin (penyakit tidur superlama).
Apa yang terjadi di otak saat blank?
Para peneliti menelusuri lebih dari 80 studi, termasuk riset mereka sendiri yang merekam aktivitas otak saat partisipan melaporkan sedang “tidak mikir apa-apa.”
Hasilnya? Otak kita menunjukkan gejala yang mirip tidur lokal. Artinya, meski kita bangun secara fisik, sebagian otak kita diam-diam “tidur.”
Aktivitas di area frontal, temporal, dan visual otak turun. Detak jantung melambat. Ukuran pupil mengecil. Dan sinyal otak jadi lebih sederhana—seperti dalam keadaan tidak sadar.
Bahkan saat kita sengaja mencoba “mengosongkan pikiran”, area otak penting seperti Broca (untuk bicara), hippocampus (untuk ingatan), dan korteks motorik juga ikut meredup.
Jadi otak benar-benar shutdown sebagian, bukan cuma “melamun biasa”.
Apa penyebabnya?
Para peneliti menduga mind blanking terjadi karena perubahan dalam tingkat arousal—yaitu tingkat “kesiagaan” tubuh dan otak kita. Kalau terlalu tinggi (misalnya panik), atau terlalu rendah (ngantuk banget), otak bisa nge-freeze.
Ini semacam kegagalan sistem: mekanisme memori, perhatian, dan bahasa tiba-tiba ngadat. Akibatnya? Pikiran kosong, dan kita bengong.
Kenapa penting?
“Momen pikiran kosong itu sama nyatanya dengan saat kita punya pikiran,” kata Jennifer Windt, salah satu penulis studi ini.
Menurut para peneliti, memahami mind blanking bisa membuka jendela baru untuk memahami kesadaran manusia.
Dan ini bisa berdampak ke banyak hal: dari cara kita belajar, meditasi, hingga diagnosis gangguan mental. Karena ternyata, tidak berpikir apa-apa itu bukan hal sepele—itu adalah keadaan mental yang valid dan kompleks.***
Sumber: SciTech Daily - What Really Happens in Your Brain When Your Mind Goes Blank?
إرسال تعليق