Kelebihan Tersembunyi Otak ADHD, Ilmuwan Kini Punya Petunjuknya

Otak dengan ADHD punya kelebihan tersembunyi. Mereka lebih kreatif, dan ilmuwan kini mulai tahu alasannya. 


Otak dengan ADHD punya kelebihan tersembunyi. Mereka lebih kreatif, dan ilmuwan kini mulai tahu alasannya.Ilustrasi: Gerd Altmann/Pixabay


Ringkasan 

  • Penelitian menunjukkan hubungan kuat antara ADHD dan frekuensi mind-wandering (pikiran mengembara).
  • Orang dengan ADHD yang lebih sering mengalami mind-wandering cenderung memiliki skor kreativitas lebih tinggi.
  • Pendekatan terapi ADHD di masa depan bisa memanfaatkan “pengembaraan pikiran” ini sebagai sumber kreativitas, bukan sekadar gangguan.


PENELITIAN terbaru dari Radboud University Medical Centre, Belanda, menemukan bahwa mind-wandering atau kebiasaan pikiran mengembara mungkin menjadi kunci di balik hubungan antara ADHD dan kreativitas. 


Temuan ini dipresentasikan pada kongres tahunan European College of Neuropsychopharmacology (ECNP) ke-38, dan menjadi salah satu studi pertama yang menelusuri kaitan antara ADHD dan daya cipta manusia.


ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder) selama ini sering dikaitkan dengan kesulitan fokus, impulsivitas, dan hiperaktivitas. Namun kini, para peneliti menyoroti sisi lain yang lebih positif. 


Menurut Han Fang, peneliti utama dari Radboud University, kecenderungan otak ADHD untuk “melayang” mungkin justru membuka jalan bagi cara berpikir yang lebih orisinal dan fleksibel.


Penelitian mereka melibatkan dua kelompok besar, masing-masing dari Eropa dan Inggris, dengan total 750 peserta. Setiap peserta menjalani pengukuran tingkat mind-wandering dan tes kreativitas. 


Hasilnya konsisten. Semakin sering pikiran seseorang mengembara, semakin tinggi pula skor kreativitasnya.


Tentu saja, tidak semua mind-wandering diciptakan sama. Para ilmuwan membedakan dua jenisnya:


Dan rupanya, jenis kedua inilah yang menjadi bahan bakar utama bagi kreativitas.


Seperti dijelaskan Fang, orang dengan ADHD tampaknya memiliki kapasitas lebih besar untuk berpindah topik dengan cepat, memadukan ide-ide yang tampak tak berhubungan menjadi konsep baru.


Itu adalah sebuah kemampuan yang sangat berharga dalam dunia inovasi.


Menariknya, mind-wandering sebelumnya kerap dianggap masalah, tanda kurang fokus atau disfungsi eksekutif otak. Namun, penelitian ini menantang pandangan itu. 


Alih-alih menekan kebiasaan melamun, para ahli kini mempertimbangkan bagaimana kebiasaan tersebut bisa diarahkan menjadi kekuatan produktif. 


“Intervensi berbasis mindfulness yang disesuaikan untuk ADHD bisa membantu mengubah mind-wandering spontan menjadi lebih terarah dan kreatif,” jelas Fang.


Beberapa penelitian sebelumnya juga mendukung ide ini. 


Studi dari Harvard University (Killingsworth & Gilbert, Science, 2010) menunjukkan bahwa mind-wandering adalah bagian alami dari cara otak berproses, dan bisa meningkatkan kemampuan memecahkan masalah kompleks. 


Selain itu, riset lain di Journal of Personality and Individual Differences (2018) menemukan, orang yang sering melamun memiliki konektivitas otak yang lebih efisien, terutama di wilayah yang terkait dengan imajinasi dan memori kerja.


Dalam konteks sosial, temuan ini punya implikasi besar. 


Dengan lebih dari 5% populasi dunia didiagnosis ADHD, pemahaman baru ini bisa membantu masyarakat berhenti melihat kondisi tersebut sebagai “cacat perhatian,” dan mulai menganggapnya sebagai variasi kognitif dengan potensi besar.


Fang menutup presentasinya dengan nada optimis:


Mind-wandering adalah salah satu sumber daya penting di balik kreativitas luar biasa individu ADHD yang berfungsi tinggi. Mereka adalah aset berharga bagi masyarakat dan masa depan planet kita,” kata dia.


Disadur dari New Atlas


Post a Comment

أحدث أقدم