Penemuan ukiran batu kuno di dekat Aswan, Mesir, membuka tabir baru tentang awal mula kekuasaan politik pada masa Dinasti Pertama Mesir.
Ringkasan
- Ukiran batu di Aswan mengungkap jejak awal kekuasaan politik Dinasti Pertama Mesir.
- Gambar perahu dan tokoh elite dalam tandu menunjukkan simbol otoritas kuno.
- Penemuan ini penting di tengah ancaman pembangunan dan kerusakan situs kuno.
DI sebuah lereng berbatu di tepi timur Sungai Nil, dekat Aswan, arkeolog menemukan ukiran langka yang menggambarkan lima orang menarik perahu besar, dengan seorang pengayuh dan sosok duduk dalam tandu di dalamnya.
Bagi sebagian orang, ini mungkin terlihat seperti lukisan biasa, namun bagi arkeolog, ini adalah potongan langka dari puzzle sejarah Mesir kuno, jejak visual kekuasaan yang berasal dari awal Dinasti Pertama.
Penemuan ini merupakan hasil dari survei darurat yang dilakukan pada 2022, sebagai bagian dari proyek pelestarian sebelum pembangunan Kota Baru Aswan.
Tertutup reruntuhan dan pasir selama ribuan tahun, ukiran ini akhirnya muncul dan menawarkan petunjuk penting dalam memahami proses terbentuknya negara Mesir kuno.
Menurut Dr. Dorian Vanhulle dari Musée du Malgré-Tout, yang memimpin penelitian, gaya dan detail dalam ukiran tersebut sangat mirip dengan ikonografi resmi pada masa menjelang pemerintahan Firaun Narmer.
Hal ini mengindikasikan bahwa ukiran ini kemungkinan dibuat oleh seniman terlatih atas permintaan elite politik—mungkin sebagai bentuk pernyataan kekuasaan.
Salah satu tokoh yang duduk di tandu memiliki dagu memanjang, yang diduga merepresentasikan jenggot palsu khas raja-raja Mesir awal.
Simbol ini menjadi pembeda dari tokoh elite sebelumnya yang digambarkan dengan hiasan kepala berbulu.
Ini menandakan bahwa ukiran ini menggambarkan perubahan gaya kepemimpinan dan simbol otoritas pada masa peralihan dari pra-dinasti ke era negara firaun.
Dr. Vanhulle menjelaskan bahwa ukiran batu seperti ini digunakan oleh penguasa awal untuk "menandai wilayah" secara visual, menjadikan lanskap sebagai media propaganda dan penguatan kekuasaan.
Sebagai simbol dominasi, seni di batu-batu gurun ini menjadi cara komunikasi resmi sebelum huruf hieroglif berkembang penuh.
Namun di tengah pentingnya penemuan ini, ancaman terhadap situs-situs semacam ini terus meningkat.
Aktivitas tambang dan pembangunan modern telah mengancam keberadaan banyak petroglyph (ukiran batu) Mesir. Oleh karena itu, misi penyelamatan seperti proyek Aswan menjadi sangat mendesak.
Disadur dari The Debrief – Shrouded in Mystery, Ancient Rock Carvings Offer New Insights into Egypt’s Enigmatic First Dynasty
Posting Komentar