Jangan Asal Kasih Makan Satwa Liar, Bikin Hewan Jadi 'Pengemis'

 Memberi makan satwa liar terdengar baik, tapi penelitian terbaru mengingatkan kita bahwa kebiasaan ini bisa membahayakan hewan dan manusia. 


Memberi makan satwa liar terdengar baik, tapi penelitian terbaru mengingatkan kita bahwa kebiasaan ini bisa membahayakan hewan dan manusia.

Ilustrasi dibuat oleh AI. 


Ringkasan

  • Memberi makan satwa liar membuat mereka kehilangan sifat alaminya dan bisa membahayakan manusia.
  • Studi selama 18 tahun di Sri Lanka menunjukkan gajah jadi sering "mengemis" makanan hingga menembus pagar taman nasional.
  • Para peneliti menyarankan larangan ketat terhadap pemberian makanan pada satwa liar untuk menjaga keselamatan dan keseimbangan ekosistem.


GAJAH liar memang jadi daya tarik utama di negara-negara Asia seperti Sri Lanka dan India. Tapi di balik foto-foto indah dan momen langka yang diabadikan wisatawan, ada kenyataan pahit.


Interaksi langsung, terutama lewat pemberian makanan, telah mengubah perilaku satwa dan membahayakan semua pihak yang terlibat.


Dalam studi yang dimuat di jurnal Ecological Solutions and Evidence, Shermin de Silva dan timnya mempelajari perilaku gajah di Taman Nasional Udawalawe, Sri Lanka, selama 18 tahun. 


Hasilnya? 


Sekitar 66 gajah jantan (9–15% dari populasi lokal) menunjukkan perilaku “mengemis” makanan kepada wisatawan. Salah satu gajah, bahkan dijuluki “Rambo,” jadi selebritas lokal karena sering muncul di perbatasan taman untuk meminta camilan manis dari turis.


Masalahnya, kebiasaan ini tak hanya membuat gajah bergantung pada manusia. 


Beberapa di antaranya menabrak pagar untuk mendapatkan makanan, menyebabkan kematian atau cedera pada manusia dan hewan. Bahkan, ada gajah yang tewas setelah menelan kantong plastik sisa makanan.


Di India, peneliti dari Sigur Nature Trust menemukan kasus serupa. 


Dari 11 gajah yang berinteraksi dengan manusia, empat mati karena dugaan penyebab terkait manusia. Hanya satu yang berhasil direhabilitasi dan kembali ke perilaku makan alami.


Lebih parah lagi, interaksi ini meningkatkan risiko penularan penyakit dari manusia ke hewan, dan sebaliknya. 


Hewan juga bisa kehilangan kemampuan mencari makan alami—terutama individu muda—dan akhirnya bergantung sepenuhnya pada “dermawan” manusia.


“Banyak turis, terutama dari luar negeri, berpikir gajah Asia itu jinak seperti hewan peliharaan. Mereka mendekat terlalu jauh untuk selfie tanpa sadar sedang menghadapi binatang liar besar yang bisa berbahaya.”


Demikian kata de Silva, yang juga pendiri organisasi konservasi Trunks & Leaves.


Para peneliti menyadari bahwa banyak orang melakukannya karena niat baik. Tapi niat baik tanpa pemahaman bisa berdampak buruk. 


Maka dari itu, mereka mendorong pelarangan total terhadap pemberian makanan pada satwa liar dan mengajak publik untuk mendukung pariwisata yang bertanggung jawab.


“Sekali satwa liar terbiasa diberi makan, mereka akan terus mencarinya dari manusia. Ini mengganggu pola migrasi alami dan bahkan bisa membuat mereka lupa cara bertahan hidup sendiri,” tegas de Silva.


Pesannya jelas, biarkan satwa liar tetap liar.


Disadur dari Phys.org - Don't feed the animals: Researchers warn of risks tied to wildlife interactions


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama