Alasan di Balik Lebih Banyak Pria Alami Buta Warna

 Buta warna jauh lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Sekitar 1 dari 12 pria mengalami kondisi ini, sementara hanya 1 dari 200 wanita yang mengalaminya. 


Buta warna jauh lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Sekitar 1 dari 12 pria mengalami kondisi ini, sementara hanya 1 dari 200 wanita yang mengalaminya.Foto Ilustrasi: KamranAydinov/Freepik 


Rngkasan

  • Buta warna lebih umum terjadi pada pria karena terkait gen di kromosom X.
  • Jenis paling umum adalah buta warna merah-hijau.
  • Terapi gen masih dalam tahap penelitian untuk mengatasi kondisi ini.


KITA bisa melihat warna karena adanya sel khusus bernama cone cells (sel kerucut) di bagian belakang bola mata. Ada tiga jenis sel kerucut yang masing-masing peka terhadap cahaya merah, hijau, dan biru. 


Ketika salah satu jenis sel ini hilang, rusak, atau tidak bekerja dengan baik, seseorang akan mengalami buta warna. Jenis yang paling sering terjadi adalah buta warna merah-hijau, disusul oleh biru-kuning yang lebih jarang. 


Dalam kasus yang sangat langka, semua jenis sel kerucut bisa rusak atau tidak ada sama sekali. Ini menyebabkan total color blindness, atau ketidakmampuan melihat warna sama sekali. 


Menurut Cleveland Clinic, kondisi seperti ini hanya terjadi pada kurang dari 1 dari 30.000 orang.


Mengapa pria lebih rentan? Jawabannya ada pada perbedaan kromosom. Gen yang bertanggung jawab atas protein-protein pada sel kerucut hanya terdapat di kromosom X. 


Pria hanya punya satu kromosom X (dan satu Y), jadi jika gen di kromosom X miliknya rusak, ia tidak punya “cadangan.” 


Wanita, sebaliknya, punya dua kromosom X. Jadi kalau satu gen rusak, kemungkinan besar gen dari kromosom X yang lain bisa menggantikan fungsinya.


Itulah sebabnya, wanita bisa membawa gen pembawa buta warna tanpa menunjukkan gejalanya. Mereka bisa mewariskan gen tersebut pada anak laki-laki mereka yang hanya punya satu X—dan karenanya lebih rentan mengalami buta warna.


Meski jarang, wanita juga bisa mengalami buta warna, tapi biasanya bukan karena faktor genetik. Kondisi seperti radang saraf optik, katarak, atau glaukoma bisa menyebabkan gangguan penglihatan warna. 


Jadi jika seseorang mengalami perubahan persepsi warna secara tiba-tiba, penting untuk memeriksakan diri ke dokter mata.


Saat ini belum ada obat yang umum tersedia untuk menyembuhkan buta warna. Tapi para ilmuwan sedang mengembangkan terapi gen sebagai solusi potensial. 


Dengan menggunakan virus jinak untuk membawa versi gen yang sehat ke dalam mata, terapi ini sudah berhasil mengembalikan penglihatan warna penuh pada hewan percobaan.


Penelitian awal pada manusia sedang berlangsung dan memberikan harapan bahwa suatu hari nanti orang dengan buta warna genetik bisa melihat dunia dengan spektrum warna penuh.


Disadur dari Live Science - Why is color blindness so much more common in men than in women?


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama