Kota-kota Besar di AS Perlahan Tenggelam, Manusia Penyebab Utamanya

 Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa seluruh kota terbesar di Amerika Serikat mengalami penurunan permukaan tanah alias "tenggelam" dalam tingkat yang berbeda-beda. 


Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa seluruh kota terbesar di Amerika Serikat mengalami penurunan permukaan tanah alias "tenggelam" dalam tingkat yang berbeda-beda.     Foto Ilustrasi: wirestock/FreepikFoto Ilustrasi: wirestock/Freepik


Ringkasan: 

  • 28 kota terbesar di AS mengalami penurunan tanah, sebagian besar karena penyedotan air tanah yang berlebihan.
  • Sekitar 34 juta orang tinggal di area yang terdampak, dan 8 kota menyumbang lebih dari 60% populasi di wilayah tenggelam ini.
  • 3Risiko bukan hanya banjir, tapi juga bangunan bisa miring atau rusak akibat tanah yang turun secara tidak merata.


PARA peneliti menganalisis 28 kota terbesar di AS (dengan populasi lebih dari 600.000 jiwa), dan hasilnya mencengangkan. Sebanyak 25 dari 28 kota memiliki lebih dari dua pertiga luas wilayahnya yang sedang tenggelam.


Penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Cities itu menggunakan data satelit beresolusi tinggi untuk mengukur gerakan vertikal tanah hingga ke akurasi milimeter, dalam grid kecil berukuran 28 meter. 


Houston jadi kota yang paling parah, dengan lebih dari 40% wilayahnya turun lebih dari 5 mm per tahun, dan 12% bahkan dua kali lipat lebih cepat. Beberapa titik ekstrem bahkan turun sampai 5 cm per tahun. 


Kota-kota lain seperti Fort Worth, Dallas, Las Vegas, Washington D.C., dan San Francisco juga punya zona tenggelam yang cukup cepat.


Peneliti juga membandingkan data penurunan tanah dengan volume air tanah yang diambil dari tiap county. Hasilnya, sekitar 80% penurunan tanah disebabkan oleh penyedotan air tanah untuk kebutuhan manusia. 


Ini terjadi karena saat air diambil dari akuifer (lapisan air bawah tanah) yang terdiri dari sedimen halus, ruang-ruang kosong yang tadinya berisi air bisa runtuh, menyebabkan tanah di atasnya menyusut.


Masalah makin parah di beberapa tempat karena aktivitas ekstraksi minyak dan gas, seperti di Texas. Selain itu, perubahan iklim yang menyebabkan kekeringan panjang ikut memperparah kondisi ini karena akuifer tidak bisa terisi ulang.


Bukan hanya manusia yang berperan. Ada juga faktor alami seperti warisan dari zaman es terakhir, di mana berat es yang menutupi Amerika Utara menyebabkan sebagian wilayah menggembung. 


Sekarang, efek “gembungan” itu sedang mengendur dan membuat beberapa kota seperti New York, Indianapolis, Philadelphia, dan Chicago terus menurun perlahan.


Studi ini juga menemukan bahwa beberapa kota mengalami pergerakan tanah yang tidak merata (differential motion) — sebagian area tenggelam lebih cepat dari yang lain, atau bahkan ada yang naik karena akuifer cepat terisi kembali. 


Fenomena ini bisa berbahaya karena bangunan yang berdiri di atas tanah yang bergerak tidak seragam bisa miring, retak, atau bahkan rusak total.


Area yang paling berisiko hanya mencakup sekitar 1% dari total wilayah kota-kota tersebut, tapi sayangnya, wilayah ini adalah pusat-pusat kota yang padat. 


San Antonio, misalnya, punya risiko tinggi dengan 1 dari 45 bangunan berada di zona rawan miring.


Meski data spesifik tentang bangunan yang rusak akibat penurunan tanah masih terbatas, para peneliti menyarankan agar kota-kota mulai mengambil langkah konkret. 


Misalnya, menaikkan permukaan tanah, membangun sistem drainase canggih, serta merancang ulang bangunan dan aturan konstruksi agar sesuai dengan kondisi tanah yang terus bergerak.


"Daripada cuma bilang ini masalah, kita harus mulai bertindak," ujar Leonard Ohenhen, penulis utama studi ini. "Kita harus merespons, mencari solusi, dan beradaptasi."***


Sumber: Science Daily - All of the biggest U.S. cities are sinking — Groundwater pumping is the main cause in most


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama