'Jalan Raya Kuno' di Dasar Laut, Hubungkan Afrika ke Asia dan Eropa

 Para ilmuwan mengungkap "jalan raya" kuno yang tersembunyi di bawah permukaan air, menghubungkan Afrika, Asia, hingga Eropa lewat rute-rute yang pernah dilalui leluhur manusia.


Para ilmuwan mengungkap "jalan raya" kuno yang tersembunyi di bawah permukaan air, menghubungkan Afrika, Asia, hingga Eropa lewat rute-rute yang pernah dilalui leluhur manusia.Ilustrasi dibuat oleh AI.


Ringkasan

  • Peneliti menemukan jalur migrasi manusia purba di daratan yang kini tenggelam, disebut wilayah aquaterra.
  • Foul Bay di Mesir diperkirakan jadi pelabuhan utama manusia purba sebelum tertelan laut.
  • Model pemetaan laut kuno memperlihatkan hubungan kuat antara Laut Merah, Lembah Nil, dan peradaban awal Mesir.


JEROME Dobson (University of Kansas), Giorgio Spada (University of Bologna), Gaia Galassi (University of Urbino) dan rekan-rekan mereka lainnya melacak aquaterra atau daratan purba yang kini tenggelam. 


Istilah aquaterra merujuk pada wilayah yang dahulu kering dan dihuni manusia, tapi kini berada di bawah laut akibat mencairnya es pasca-Zaman Es Terakhir.


Menggunakan model Glacial Isostatic Adjustment (GIA) bernama SELEN4, tim ini memetakan garis pantai kuno secara akurat, termasuk di sekitar Laut Merah, Mediterania, dan Lembah Nil. 


Hasilnya mengejutkan, sekitar 11 persen daratan tambahan ada saat Zaman Es Terakhir, menjadi semacam jembatan alami untuk migrasi manusia purba.


Peta jalur migrasi yang dihasilkan menunjukkan rute-rute menarik, dari Foul Bay ke Sungai Nil, lintasan darat di Tanah Genting Suez, jalur Teluk Aqaba ke wilayah Levant, Bab el-Mandeb ke Arabia, hingga jalur laut di Selat Sisilia dan Messina. 


Penelitian DNA (Wohns et al., 2022) mendukung jalur-jalur ini, menunjukkan akar leluhur kuat di Sudan Timur Laut, wilayah yang dulunya berada di pusat persimpangan jalur migrasi manusia.


Salah satu temuan paling menarik adalah dugaan keberadaan kota purba bernama Berenice Aquaterra di pesisir Foul Bay, Mesir. 


Kota ini diyakini sebagai cikal bakal pelabuhan Berenice Troglodytica dari era Romawi, namun lokasinya berpindah-pindah dalam peta kuno. Hal ini diduga karena naiknya permukaan laut selama ribuan tahun. 


Tak hanya itu, di Foul Bay ditemukan lebih dari 300 formasi terumbu karang tambalan (patch reefs) yang tumbuh di atas struktur padat, kemungkinan reruntuhan bangunan kuno yang kini jadi fondasi karang.


Studi ini menantang narasi lama bahwa peradaban Mesir berkembang dari utara ke selatan. 


Sebaliknya, data arkeologi mengindikasikan adanya aliran budaya dan migrasi dari wilayah Laut Merah dan Nubia menuju Lembah Nil. Situs-situs seperti Al-Badari dan Naqada justru menunjukkan koneksi kuat dengan kawasan selatan Mesir.


Tim peneliti mendorong dilakukannya penggalian arkeologi bawah laut secara sistematis di kawasan Foul Bay dan Suez. 


Mereka mengusulkan model lima langkah yang melibatkan pemetaan laut purba, analisis geospasial, hingga ekskavasi langsung.


Dengan teknologi masa kini, kita berpeluang mengungkap babak penting sejarah manusia yang selama ini tersembunyi di bawah permukaan laut. 


Jejak langkah manusia purba yang dahulu melintasi jembatan alam kini bisa kembali ditelusuri, membuka cerita baru tentang asal-usul kita.


Disadur dari Earth.com - Ancient human highways revealed beneath the sea


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama