Ilmuwan Temukan “Sakelar Tersembunyi” Pengendali Rasa Lapar

Tim ilmuwan menemukan mekanisme tersembunyi di otak yang berperan mengatur rasa lapar.


Tim ilmuwan menemukan mekanisme tersembunyi di otak yang berperan mengatur rasa lapar.Foto Ilustrasi: azerbaijan_stockers/Freepik


Ringkasan 

  • Protein MRAP2 membantu reseptor MC4R berfungsi optimal dalam mengirim sinyal “saya kenyang.”
  • Gangguan pada sistem ini dapat menyebabkan obesitas, karena sinyal kenyang tidak tersampaikan dengan baik.
  • Temuan ini bisa menginspirasi pengembangan obat baru untuk mengatur nafsu makan dan metabolisme tubuh.


KITA sering berpikir rasa lapar hanyalah soal perut kosong. Namun, di balik itu, otak menjalankan orkestra molekuler yang sangat kompleks. 


Salah satu pemain utamanya adalah MC4R (melanocortin-4 receptor), reseptor yang bertanggung jawab menerima sinyal dari hormon MSH (melanocyte-stimulating hormone) untuk memberi tahu tubuh bahwa kita sudah cukup makan. 


Versi “rusak” dari gen MC4R diketahui sebagai penyebab genetik paling umum dari obesitas berat.


Dalam penelitian baru yang diterbitkan di jurnal Nature Communications, ilmuwan dari Jerman, Kanada, dan Inggris menemukan bahwa ada satu protein kecil yang selama ini luput dari perhatian: MRAP2 (Melanocortin 2 Receptor Accessory Protein 2). 


Fungsi protein ini ibarat asisten pribadi bagi MC4R—membantunya keluar dari dalam sel menuju permukaan sel, tempat ia bisa mengirimkan sinyal “saya kenyang” dengan efektif. 


Tanpa MRAP2, reseptor ini seperti pekerja yang terjebak di dalam kantor dan tak bisa menyampaikan pesan ke luar.


Tim dari Collaborative Research Centre 1423 (CRC 1423) di Jerman menggunakan teknik mikroskop fluoresensi dan pencitraan sel tunggal untuk mengamati bagaimana MRAP2 berinteraksi dengan MC4R. 


Mereka menemukan bahwa MRAP2 bukan hanya membantu transportasi reseptor ke permukaan sel, tetapi juga memengaruhi cara MC4R berkelompok dan merespons obat seperti setmelanotide, salah satu terapi yang disetujui untuk obesitas genetik.


Menurut Dr. Patrick Scheerer dari Charité – Universitätsmedizin Berlin, pemahaman tentang struktur 3D reseptor MC4R dan interaksinya dengan obat membuka peluang untuk merancang terapi baru yang lebih spesifik. 


Sementara Profesor Heike Biebermann, peneliti utama lainnya, menyebut temuan ini sebagai “lapisan baru dalam peta pengaturan nafsu makan” yang bisa dimanfaatkan untuk pengobatan gangguan metabolisme.


Yang menarik, penelitian ini juga menggarisbawahi paradoks tubuh manusia. 


Sistem yang tampak sederhana seperti rasa lapar ternyata diatur oleh komunikasi molekuler rumit yang bergantung pada keseimbangan protein, hormon, dan sinyal listrik. 


Jika salah satu elemen ini terganggu, tubuh kehilangan “tombol off” untuk nafsu makan—dan akibatnya bisa fatal.


Selain memperkaya pemahaman tentang biologi otak, studi ini juga menunjukkan bagaimana pendekatan lintas disiplin, dari biofisika hingga farmakologi molekuler, dapat membuka kunci baru dalam memahami perilaku dasar manusia, makan. 


Siapa tahu, di masa depan, pengobatan obesitas tidak lagi sekadar soal diet dan olahraga, tapi juga tentang mengatur ulang sakelar kecil bernama MRAP2 di dalam otak kita.


Disadur dari SciTechDaily


Post a Comment

أحدث أقدم