Ilmuwan Ingatkan Ancaman Hujan Asam Versi Baru yang Sulit Dikendalikan

 Senyawa kimia nyaris mustahil disaring dan justru makin banyak digunakan di industri modern.


Senyawa kimia nyaris mustahil disaring dan justru makin banyak digunakan di industri modern.Ilustrasi dibuat oleh AI. 


Ringkasan 

  • TFA, bentuk baru hujan asam, menyebar di air hujan, tanaman, dan darah manusia.
  • Karena sangat larut air, TFA sulit dihilangkan dari lingkungan dan bisa jadi ancaman jangka panjang.
  • Regulasi belum memadai, dan penyaringannya amat mahal—banyak negara masih tertinggal.


HUJAN asam pernah jadi isu lingkungan besar pada 1980-an, dipicu oleh emisi sulfur dari pembangkit listrik berbahan bakar batu bara. Tapi kini ada versi baru yang diam-diam menyebar, hujan TFA. 


Singkatannya terdengar teknis, Trifluoroacetic acid, tapi dampaknya bisa sangat nyata. 


TFA adalah turunan dari PFAS (per- and polyfluoroalkyl substances), senyawa sintetis yang dijuluki forever chemicals karena nyaris tidak bisa terurai di alam.


TFA bukan hanya ada di udara atau hujan, tapi juga ditemukan di air tanah, anggur, dan darah manusia. Bahkan, sampel es yang diambil dari Kutub Utara pun mengandung TFA. 


Dalam laporan tahun 2024, ilmuwan Eropa memperingatkan bahwa lonjakan kadar TFA bisa melanggar “batas aman planet” alias ambang batas agar bumi tetap layak huni.


TFA punya sifat khas yang membedakannya dari PFAS lain, ia sangat kecil dan sangat larut air. Artinya, tubuh manusia mungkin bisa membuangnya cepat, tapi juga berarti ia mudah menyebar ke seluruh sistem air dan sulit disaring. 


Filter air biasa? Tak mempan. Teknologi canggih sekalipun masih kesulitan memisahkannya.


Ironisnya, TFA juga bisa dihasilkan saat PFAS yang lebih panjang dibakar di insinerator atau diolah dalam pabrik limbah. Jadi, niat membersihkan PFAS bisa justru memperbanyak TFA.


Dalam jangka panjang, jika ternyata TFA memang berbahaya, kita berada dalam situasi sulit: ia sudah terlanjur tersebar luas dan hampir mustahil disingkirkan. Dan kalaupun bisa, biayanya luar biasa mahal.


Beberapa negara mulai ambil langkah. Denmark, misalnya, baru saja melarang 23 jenis zat yang diketahui melepaskan TFA. Tapi di sisi lain, AS masih tertinggal. 


Badan Lingkungan AS (EPA) bahkan belum mengakui TFA sebagai forever chemical. 


Ini tentu jadi kabar buruk bagi aktivis lingkungan, tapi disambut hangat oleh pelaku industri yang tak perlu repot-repot memikirkan biaya pembersihannya.


Masalah besar dari TFA bukan hanya keberadaannya yang meluas, tapi juga fakta bahwa kita belum tahu pasti seberapa bahayanya. 


Dulu, TFA dianggap “tidak separah PFAS lain” karena tidak menumpuk di tubuh. Tapi kini kita tahu, ia bisa menumpuk di tanaman dan air tanah, bahkan berakumulasi di sumber makanan kita.


Sebuah studi dalam jurnal Nature menyebut bahwa sebagian ilmuwan mulai memisahkan TFA dari keluarga PFAS karena sifat uniknya. 


Tapi terlepas dari kategorisasi ilmiah, TFA tetap berpotensi menjadi bencana lingkungan yang tidak disadari banyak orang.


Seperti film sekuel yang buruk, hujan asam TFA adalah ancaman yang tak diinginkan tapi tetap datang. 


Dulu, kita melawan hujan asam dengan regulasi dan keberhasilan teknologi. Kini, kita harus menghadapi senyawa yang lebih licin, lebih tersembunyi, dan jauh lebih sulit diberantas. 


Dunia perlu bersiap, atau lebih buruk lagi, mungkin sudah terlambat.


Disadur dari Popular Mechanics


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama