Asal Usul Batu Misterius di Stonehenge Terungkap, Bukan karena Gletser!

 Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa “Newall Boulder”, batu misterius yang ditemukan di Stonehenge pada 1924, ternyata bukan dibawa oleh gletser seperti yang lama diduga. 


Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa “Newall Boulder”, batu misterius yang ditemukan di Stonehenge pada 1924, ternyata bukan dibawa oleh gletser seperti yang lama diduga.Ilustrasi dibuat oleh AI.


Ringkasan

  • Batu “Newall Boulder” cocok secara kimia dan mineral dengan batu di Craig Rhos-y-Felin, Wales.
  • Tak ada bukti batu ini adalah "erratic glacial" atau dibawa gletser.
  • Penelitian ini memperkuat dugaan bahwa manusia Neolitikum sengaja memindahkan batu-batu ini sejauh 200 km.


STONEHENGE selalu menjadi magnet bagi para peneliti dan pecinta misteri. Salah satu teka-teki terbesar adalah asal usul batu-batu bluestone yang tersusun di antara lingkaran batu raksasa itu. 


Sebuah batu khusus yang dikenal sebagai Newall Boulder selama ini dianggap sebagai “batu erratic” yang terbawa oleh gletser ribuan tahun lalu. Tapi penelitian baru justru membalik teori itu.


Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Archaeological Science: Reports menemukan bahwa batu itu memiliki "sidik jari mineral" yang cocok dengan batuan di Craig Rhos-y-Felin, Pembrokeshire, Wales.


Lokasi itu sudah lama dicurigai sebagai sumber utama bluestone Stonehenge. 


Penemuan ini didasarkan pada analisis petrografi, geokimia, dan pencitraan mikroskopis, termasuk teknologi X-ray fluorescence dan SEM-EDS otomatis.


Temuan ini mematahkan anggapan bahwa batu itu sampai ke Stonehenge karena terbawa es raksasa selama Zaman Es. Tidak ada tanda-tanda abrasi gletser pada batu itu. 


Bekas-bekas yang dulu dikira sebagai goresan dari pergerakan es, ternyata kemungkinan besar adalah hasil pelapukan alami selama ribuan tahun.


Selain itu, kerak karbonat yang menempel pada batu dan dulu dianggap bukti bahwa ia terguling bersama lapisan es, kini diyakini terbentuk saat batu itu terkubur di tanah kapur daerah Stonehenge selama ribuan tahun.


Penulis studi juga menunjukkan bahwa di dataran Salisbury, tempat berdirinya Stonehenge, tidak ditemukan banyak batu yang diduga sebagai hasil gletser. 


Artinya, batu-batu di Stonehenge sangat mungkin dipilih dan dipindahkan secara selektif oleh manusia, bukan oleh kekuatan alam.


Fakta bahwa batu seperti Newall Boulder dibawa dari Wales, sejauh lebih dari 200 kilometer, menambah bukti luar biasa akan kemampuan logistik, teknis, dan perencanaan manusia Neolitikum. 


Mereka bukan hanya menyusun batu secara megah, tapi juga memilih bahan baku dari tempat yang sangat jauh, lalu memindahkannya ke lokasi suci yang kini dikenal sebagai Stonehenge.


Hal ini memperkaya narasi bahwa Stonehenge bukan sekadar susunan batu misterius, tapi representasi teknologi, spiritualitas, dan determinasi manusia purba. 


Daripada sekadar “memanfaatkan batu-batu yang kebetulan ada”, para pendirinya tampaknya sengaja membawa batu pilihan mereka untuk membangun sesuatu yang monumental, baik secara fisik maupun budaya.


Disadur dari The Debrief


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama