Otak Kita Ternyata Bisa Memperbesar Rasa Sakit dari Banyak Titik


 Pernah merasa seluruh tubuh pegal, meski cuma keseleo di satu bagian? Bisa jadi itu bukan cuma perasaan. 


Pernah merasa seluruh tubuh pegal, meski cuma keseleo di satu bagian? Bisa jadi itu bukan cuma perasaan.Ilustrasi dibuat oleh AI.


Ringkasan

  • Otak bisa menggabungkan dan memperkuat rasa sakit dari banyak titik tubuh.
  • Temuan ini menjelaskan mengapa penderita nyeri kronis sering kesulitan menjelaskan rasa sakitnya.
  • Penelitian membuka peluang terapi baru yang menyasar otak, bukan hanya sumber nyerinya.


PENELITIAN terbaru dari tim ahli saraf University of California, Davis menunjukkan bahwa otak kita punya kemampuan memperkuat rasa sakit jika datang dari lebih dari satu sumber. 


Temuan ini memberi penjelasan ilmiah mengapa nyeri kronis bisa terasa jauh lebih parah dari yang terlihat secara fisik.


Penelitian yang dimuat di jurnal Cell Reports ini mengeksplorasi bagaimana otak merespons rasa sakit dari berbagai titik tubuh secara bersamaan. 


Dalam eksperimen pada tikus, para peneliti memberikan stimulus menyakitkan ringan di dua bagian tubuh secara terpisah dan bersamaan. 


Hasilnya mengejutkan, ketika dua titik dirangsang secara bersamaan, aktivitas di bagian tertentu otak meningkat drastis dibandingkan jika satu titik saja yang dirangsang.


“Ini mirip efek speaker yang digabung jadi stereo – sinyal nyeri jadi lebih kuat saat datang dari banyak arah,” kata Yuanyuan Liu, peneliti utama studi ini. 


Dengan kata lain, otak kita ternyata bukan cuma penerima rasa sakit, tapi juga 'pengganda rasa sakit', terutama jika sinyal nyeri datang bersamaan dari banyak titik.


Temuan ini sangat relevan dengan pasien yang mengalami nyeri kronis seperti fibromyalgia atau nyeri punggung yang menyebar. 


Banyak dari mereka sering merasa tidak dipercaya oleh dokter karena gejala mereka tidak selalu sebanding dengan hasil tes medis. 


Studi ini membantu menjelaskan bahwa rasa sakit berlebihan yang mereka rasakan bisa jadi bersumber dari cara otak mereka mengolah sinyal nyeri.


Bahkan, menurut para peneliti, kondisi ini bisa menjelaskan mengapa terapi yang fokus pada satu titik saja (misalnya pijat atau obat lokal) tidak selalu efektif. 


Jika otak memperkuat rasa sakit dari kombinasi titik, maka penanganannya juga harus bersifat menyeluruh — termasuk pendekatan neurologis dan psikologis.


Selain memberi pemahaman baru soal nyeri kronis, temuan ini juga membuka peluang terapi baru. 


Jika kita bisa memodulasi bagaimana otak mempersepsikan rasa sakit dari berbagai sumber, maka kita bisa mengurangi rasa sakit secara keseluruhan tanpa harus memberi obat penghilang rasa sakit dalam dosis besar.


Contohnya, terapi neuromodulasi seperti transcranial magnetic stimulation (TMS) atau terapi perilaku kognitif bisa dimanfaatkan untuk “mengatur ulang” cara otak memproses sinyal nyeri. 


Ini jauh lebih aman ketimbang ketergantungan pada opioid yang berisiko kecanduan.


Sumber: Medical Xpress - How the brain amplifies perception of pain from multiple sources


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama