Penelitian terbaru menemukan bahwa orang utan di alam liar kadang rela mengorbankan waktu tidur malamnya demi berinteraksi sosial, terutama saat banyak kerabat berkumpul.
Ringkasan
- Orang utan rela kurang tidur malam untuk bersosialisasi, mirip manusia.
- Tidur siang jadi kunci mereka untuk menjaga performa otak tetap prima.
- Temuan ini berpotensi memberi wawasan baru tentang evolusi perilaku tidur sosial pada primata, termasuk manusia.
ORANG UTAN selama ini dikenal sebagai makhluk soliter yang lebih senang menyendiri daripada berkumpul ramai-ramai. Tapi studi baru dari para peneliti di Universitas Boston menunjukkan sisi lain dari primata ini.
Ternyata, dalam kondisi tertentu, orang utan juga bisa jadi makhluk sosial yang rela mengorbankan waktu tidur malam demi bersosialisasi.
Penelitian ini dilakukan di Suaka Hutan Suaq Balimbing di Sumatra, Indonesia, tempat para peneliti memasang alat pelacak aktivitas dan posisi GPS di tubuh 18 orang utan liar.
Mereka menemukan bahwa ketika orang utan menghabiskan lebih banyak waktu bersama individu lain, misalnya saat musim buah yang membuat mereka berkumpul di satu tempat, durasi tidur malam mereka menurun.
Namun, tak seperti manusia yang bisa jadi cranky atau kurang fokus saat kurang tidur, orang utan punya solusi cerdas: mereka tidur siang.
Studi ini menunjukkan bahwa saat durasi tidur malam berkurang, mereka otomatis menambah waktu tidur siangnya untuk menyeimbangkan energi dan fungsi otak. Ini semacam "manajemen tidur fleksibel" yang sangat efisien.
Peneliti utama studi ini, Andrea Permana, menjelaskan bahwa meski terdengar sepele, temuan ini penting untuk memahami bagaimana perilaku sosial dan pola tidur bisa saling mempengaruhi.
Dalam banyak spesies, termasuk manusia, waktu tidur sering dikompromikan untuk kebutuhan sosial. Tapi hanya sedikit yang bisa melakukannya tanpa dampak kognitif—orang utan ternyata salah satunya.
Ini membuka kemungkinan bahwa kemampuan untuk mengatur ulang pola tidur demi kehidupan sosial sudah ada dalam pohon evolusi primata jauh sebelum manusia muncul.
"Apa yang kita lihat di orangutan mungkin cerminan dari tahap awal bagaimana manusia mulai menyeimbangkan kebutuhan sosial dan biologis," kata Elizabeth Lonsdorf, ahli primata dari Franklin & Marshall College.
Meski begitu, para peneliti menegaskan bahwa studi ini baru awal dari pemahaman kompleks tentang hubungan tidur dan interaksi sosial di dunia primata.
Dalam jangka panjang, pemahaman ini bisa berkontribusi pada ilmu kognitif, evolusi tidur, dan bahkan cara kita memahami kebutuhan tidur manusia modern yang sering terganggu oleh gaya hidup sosial dan kerja malam.
Jadi, kalau kamu sering begadang buat nongkrong atau nonton drama, mungkin kamu sedang mengikuti jejak orang utan—selama kamu sempat tidur siang besoknya, tentu saja.
Sumber: Popular Science - Orangutans sacrifice sleep to socialize–but naps can help
Posting Komentar