Alam Semesta Punya Memori Sendiri bak Bank Data Raksasa

 Seorang fisikawan dari Kanada memiliki gagasan menakjubkan, bahwa ruang dan waktu bukan cuma panggung kosong tempat benda-benda beraksi, tapi bisa menyimpan semacam memori kosmik. 


Seorang fisikawan dari Kanada memiliki gagasan menakjubkan, bahwa ruang dan waktu bukan cuma panggung kosong tempat benda-benda beraksi, tapi bisa menyimpan semacam memori kosmik.Ilustrasi: Freepik


Ringkasan

  • Gagasan ini menyebut bahwa ruang dan waktu bisa menyimpan “jejak” peristiwa fisika, seperti memori.
  • Ide ini muncul dari penelitian tentang perilaku partikel kuantum yang tampaknya “mengingat” kondisi masa lalu.
  • Jika benar, konsep ini bisa mengubah pemahaman kita tentang gravitasi, ruang-waktu, dan bahkan asal muasal alam semesta.


GAGASAN mengejutkan ini datang dari seorang ilmuwan fisika bernama Melvin Vopson dari University of Portsmouth. 


Ia menyebutkan bahwa ruang-waktu mungkin memiliki kapasitas untuk menyimpan informasi, mirip seperti memori dalam komputer atau otak manusia. 


Hipotesis ini ia kembangkan setelah mengamati fenomena dalam mekanika kuantum di mana partikel tampak “terpengaruh” oleh peristiwa masa lalu.


Vopson menyebut ini sebagai "prinsip konservasi informasi kuantum." Ia menjelaskan, jika energi dan massa tidak bisa hilang begitu saja, maka informasi pun seharusnya tidak bisa musnah. 


Ini berkaitan dengan debat panjang dalam fisika soal apa yang terjadi dengan informasi ketika sesuatu masuk ke dalam lubang hitam. 


Hawking pernah bilang informasi itu hilang, tapi banyak ilmuwan lain menolaknya. Vopson mencoba menjembatani dengan gagasan bahwa informasi tersebut mungkin disimpan oleh alam semesta itu sendiri.


Konsep “memori kosmik” ini diperkuat oleh eksperimen dan teori sebelumnya, seperti efek kuantum bernama quantum entanglement dan delayed choice experiment.


Teori itu menunjukkan bahwa perilaku partikel bisa bergantung pada tindakan di masa depan. Artinya, waktu dan informasi di alam semesta mungkin jauh lebih fleksibel dan aneh dari yang kita bayangkan.


Vopson bahkan mencoba menghitung seberapa banyak informasi yang mungkin disimpan oleh alam semesta. Berdasarkan teorinya, setiap partikel elementer menyimpan informasi dalam bentuk digital dua bit. 


Jika ini benar, maka seluruh alam semesta bisa dilihat sebagai “bank data raksasa” yang mencatat semuanya, dari kelahiran bintang hingga gerakan tangan kamu barusan.


Tentu saja, ini masih dalam tahap hipotesis, dan perlu diuji lewat eksperimen yang sangat presisi. Namun, implikasinya bisa sangat dalam. 


Jika ruang-waktu memang punya memori, maka bukan tidak mungkin suatu saat kita bisa “membaca ulang” peristiwa masa lalu alam semesta—atau bahkan menulis ulang realitas?


Untuk saat ini, para ilmuwan masih mencoba memahami apakah ide ini bisa cocok dengan teori-teori besar lain seperti relativitas Einstein dan mekanika kuantum. 


Tapi satu hal jelas: semakin dalam kita menggali tentang alam semesta, semakin banyak pertanyaan aneh dan menakjubkan yang muncul.


Disadur dari artikel di Popular Mechanics berjudul "A Scientist Says the Universe May Have a Memory of Its Own"


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama