Anggapan Orang Kidal Lebih Kreatif Terbantahkan oleh Riset 100 Tahun

 Studi terbaru dari Cornell University yang mengulas hampir seribu penelitian menunjukkan bahwa anggapan ini tak didukung oleh data ilmiah.


Studi terbaru dari Cornell University yang mengulas hampir seribu penelitian menunjukkan bahwa anggapan ini tak didukung oleh data ilmiah.Ilustrasi: Freepik


Ringkasan

  • Tidak ada bukti konsisten bahwa orang kidal lebih kreatif dibandingkan orang tidak kidal.
  • Analisis 100 tahun data menunjukkan justru orang tangan kanan lebih unggul dalam beberapa tes laboratorium.
  • Mitos orang kidal lebih kreatif bertahan karena bias seleksi, stereotip, dan "kisah seniman tersiksa."


ORANG kidal dianggap lebih kreatif dibanding mereka yang dominan menggunakan tangan kanan. Satu di antara alasannya terkait dengan otak manusia.


Banyak yang percaya bahwa karena otak kanan mengatur tangan kiri dan mendukung pemikiran divergen (kemampuan mengeksplorasi banyak solusi dalam waktu singkat), maka orang kidal otomatis lebih kreatif. 


Namun, seperti dijelaskan oleh Daniel Casasanto, profesor psikologi dari Cornell University, "Data tidak mendukung klaim tersebut."


Dalam studi berjudul Handedness and Creativity: Facts and Fictions yang dimuat di Psychonomic Bulletin and Review, Casasanto dan timnya melakukan meta-analisis terhadap hampir seribu studi sejak tahun 1900. 


Namun, setelah disaring secara ketat, hanya 17 studi dengan 50 efek yang layak dianalisis. 


Hasilnya? Hampir tidak ada perbedaan signifikan antara orang kidal dan tidak kidal dalam tiga tes laboratorium paling umum untuk mengukur kreativitas. Bahkan, di beberapa tes, orang tangan kanan sedikit lebih unggul.


Kenapa mitos ini bertahan?


Pertama, ada yang disebut left-handed exceptionalism, keyakinan bahwa karena orang kidal langka (sekitar 10% populasi) dan jenius kreatif juga langka, maka keduanya pasti terkait. 


Padahal, dua hal langka belum tentu saling berhubungan.


Kedua, ada mitos lama yang menyamakan kreativitas dengan gangguan mental. Orang kidal memang sedikit lebih banyak muncul dalam profesi seni dan juga menunjukkan tingkat depresi atau skizofrenia yang lebih tinggi. 


Gabungan ini melahirkan stereotip seniman tersiksa atau "tortured artist," yang memperkuat citra bahwa orang kidal lebih kreatif tapi juga lebih menderita.


Ketiga, ini semua soal bias seleksi. Kita sering mengutip tokoh kidal terkenal seperti Leonardo da Vinci atau Jimi Hendrix—padahal ada jauh lebih banyak orang tidak kidal yang juga kreatif, tetapi tidak dimasukkan dalam narasi. 


"Ini contoh klasik dari kesalahan statistik yang sangat umum. Kita menggeneralisasi dari kasus yang menarik atau menonjol," kata Casasanto.


Penelitian ini menyarankan kita untuk lebih hati-hati dalam menilai hubungan antara ciri fisik (seperti dominasi tangan) dan kemampuan kognitif. 


Kreativitas lebih kompleks dan tak bisa direduksi hanya pada sisi mana kita menulis atau memegang sendok.


Jadi, jika kamu kidal dan merasa kreatif, bagus! Tapi jangan buru-buru menganggap itu karena kamu kidal. Dan jika kamu tidak kidal, jangan khawatir—potensi kreatifmu tetap tak terbatas.


Disadur dari artikel di Science Daily berjudul Are lefties really more creative? 100 years of data say no.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama