Menulis Hal-hal Positif Bisa Bikin Bahagia, Asal Tekniknya Tepat

Menurut review terbaru dari tim peneliti Universitas Northumbria yang terbit di PLOS One, tidak semua teknik menulis positif memberi hasil yang sama. 


Menurut review terbaru dari tim peneliti Universitas Northumbria yang terbit di PLOS One, tidak semua teknik menulis positif memberi hasil yang sama.     Foto Ilustrasi: Pexels/PixabayFoto Ilustrasi: Pexels/Pixabay


Ringkasan: 

  • Teknik seperti best possible self (membayangkan masa depan terbaik) dan surat rasa syukur paling konsisten meningkatkan kebahagiaan dan kepuasan hidup.
  • Dampaknya pada kesehatan fisik dan mental seperti kecemasan dan depresi tidak selalu seragam dan tergantung individu.
  • Perbedaan metode penelitian membuat hasil antar studi sulit dibandingkan secara langsung, sehingga peneliti menyarankan pendekatan yang lebih terstandarisasi ke depannya.


MENULIS sebagai bentuk terapi sebenarnya bukan hal baru. Sejak dulu, peneliti sudah tahu bahwa menuliskan pengalaman negatif secara berulang bisa membantu memproses stres. 


Tapi, ada risiko, menulis hal buruk berulang-ulang bisa memperparah emosi negatif dalam jangka pendek.


Nah, positive expressive writing datang sebagai alternatif yang lebih ramah hati. 


Teknik ini fokus pada hal-hal menyenangkan—rasa syukur, merenungkan hal positif dalam hidup, atau membayangkan masa depan yang penuh harapan. 


Hasilnya? Kesejahteraan mental meningkat tanpa beban emosi yang berat.


Namun, sebelum studi ini, belum ada tinjauan menyeluruh soal mana teknik terbaik untuk menulis positif. Karena itu, Hoult dan timnya menganalisis 51 studi yang dilakukan dari tahun 1930 sampai 2023.


Semua studi melibatkan orang dewasa sehat yang melakukan sesi menulis sendiri tanpa pendamping profesional. Teknik yang diteliti mencakup menulis surat rasa syukur hingga membayangkan versi diri terbaik di masa depan.


Hasilnya menunjukkan bahwa teknik best possible self dan surat syukur adalah dua metode yang paling stabil meningkatkan kesejahteraan subjektif—seperti rasa bahagia, puas hidup, dan rasa terima kasih. 


Namun, untuk aspek seperti penurunan kecemasan atau depresi, hasilnya lebih bervariasi tergantung orang dan jenis teknik yang digunakan.


Para peneliti juga mencatat bahwa sulit membandingkan hasil antar studi karena metode yang tidak konsisten—mulai dari perbedaan durasi menulis, bentuk kontrol, sampai ukuran dampak yang digunakan. 


Maka ke depan, mereka menyarankan penelitian yang lebih terstandar dan juga mempertimbangkan faktor individu seperti kepribadian atau latar belakang emosi peserta.


“Review ini menunjukkan bahwa teknik menulis ekspresif positif memang bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan, terutama lewat latihan rasa syukur dan membayangkan masa depan terbaik. 


"Tapi tetap penting untuk menyesuaikan pendekatan dengan karakter masing-masing orang,” kata para penulis seperti dikutip dari Phys.org.


Jadi, kalau kamu lagi butuh booster mood atau refleksi diri yang sehat, ambil pena (atau buka laptop), dan coba tulis tentang hal-hal yang kamu syukuri atau impian terbaikmu di masa depan. Siapa tahu, efeknya lebih dahsyat dari yang kamu kira.


Sumber: Phys.org – Positive expressive writing consistently improves well-being, but not all techniques are created equal


Post a Comment

أحدث أقدم