Merah, merah muda, atau putih, semua mawar dulunya berwarna kuning menurut analisis genomik.
Ringkasan:
- Semua mawar modern dulunya adalah bunga kuning sederhana dengan satu lapis kelopak dan daun tujuh helai.
- Evolusi warna, bentuk, dan ketahanan mawar terjadi lewat campur tangan manusia sejak abad ke-18.
- Cina punya dua pusat keberagaman mawar liar, yang kini jadi sumber genetik penting untuk menciptakan mawar masa depan yang lebih tahan banting.
KITA mengenal mawar merah sebagai lambang cinta, mawar putih sebagai simbol kesucian, dan mawar merah muda untuk kasih sayang yang manis.
Nyatanya, menurut analisis genom berskala besar dari para ilmuwan di Beijing Forestry University, semua jenis mawar—apa pun warnanya sekarang—dulunya berwarna kuning.
Demikian hasil studi para peneliti yang dipublikasikan di jurnal Nature Plants setelah mereka menganalisis DNA dari ratusan spesies mawar
Peneliti menemukan bahwa nenek moyang semua mawar modern adalah bunga sederhana berwarna kuning dengan satu lingkar kelopak dan daun majemuk berjumlah tujuh.
Dari Mawar Liar ke Ikon Romantis
Mawar adalah ratu bunga hias dunia—menguasai hampir 30% pasar bunga potong global.
Namun keindahan dan variasi mawar yang kita kenal hari ini bukan berasal dari alam semata, melainkan campur tangan manusia selama ribuan tahun.
Segalanya dimulai di abad ke-18, saat "renaissance pembiakan mawar" mempertemukan mawar liar dari Cina dengan kultivar kuno dari Eropa.
Dari perkawinan silang ini, lahirlah ratusan varietas baru—merah, putih, merah muda, bahkan peach.
Kini, tercatat ada lebih dari 35.000 kultivar mawar di dunia, dengan berbagai karakter unik: harum, tahan panas, berbunga berkali-kali, hingga mudah dirawat.
Namun, perubahan iklim global mengubah arah tujuan pembiakan mawar. Fokus kini bukan cuma pada keindahan, tapi juga ketahanan terhadap kekeringan, penyakit, dan efisiensi perawatan.
Mawar bukan lagi hanya simbol cinta, tapi juga simbol adaptasi zaman.
Menggali Jejak DNA Mawar
.jpg)
Untuk memahami asal-usul mawar, tim peneliti mengumpulkan 205 sampel dari lebih dari 80 spesies Rosa, mencakup 84% jenis mawar yang tercatat dalam Flora of China.
Mereka menggunakan berbagai teknik: pengurutan genom, analisis populasi genetik, hingga pelacakan penanda DNA seperti single-nucleotide polymorphisms (SNP), jenis variasi genetik paling umum.
Dari rekonstruksi sifat leluhur (ancestral trait reconstruction), mereka menemukan bahwa mawar asli adalah bunga kuning dengan satu lapis kelopak dan daun tujuh helai.
Seiring waktu dan proses domestikasi, mawar berevolusi: warna baru, kelopak berlapis, bunga berkelompok, dan aroma pun muncul.
Dua "Kampung Halaman" Mawar di China
Studi ini juga menantang asumsi lama bahwa mawar berasal dari Asia Tengah. Data genetik justru menunjukkan bahwa pusat keberagaman mawar ada di dua wilayah China.
Satu di barat laut yang kering (rumah mawar kuning berdaun kecil) dan satu lainnya dari barat daya yang lembap (tempat tumbuh mawar putih harum).
Temuan ini sangat penting—bukan cuma untuk menjaga kelestarian spesies langka, tapi juga untuk mengembangkan mawar masa depan yang cantik dan tangguh.
Dengan memahami silsilah genetik dan sejarah evolusinya, para peneliti bisa merancang strategi “re-domestikasi” dan inovasi baru dalam pembiakan mawar.***
Sumber: Disadur dari Phys.org - Red, pink or white, all roses were once yellow says genomic analysis
Posting Komentar