Tes Masuk Perusahaan Teknologi Besar yang Rumit Dikangkangi Mahasiswa Tahun Kedua

Seorang mahasiswa Columbia University bernama Roy Lee menciptakan program AI yang dapat membantu orang lolos dari proses wawancara teknis yang sulit di perusahaan-perusahaan besar seperti Amazon, Meta, dan TikTok. 


Seorang mahasiswa Columbia University bernama Roy Lee menciptakan program AI yang dapat membantu orang lolos dari proses wawancara teknis yang sulit di perusahaan-perusahaan besar seperti Amazon, Meta, dan TikTok.     Foto Ilustrasi: FreepikFoto Ilustrasi: Freepik


Ringkasan: 

  • Program yang disebut Interview Coder dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan teknis dengan menggunakan AI.
  • Roy Lee menggunakan Interview Coder untuk lolos dari proses wawancara teknis di beberapa perusahaan besar.
  • Roy Lee diadukan berbuat curang dan dia pun dipanggil oleh pihak universitas untuk disidang. 


ngarahNyaho - Roy Lee, mahasiswa di Columbia University, AS, mengembangkan alat AI yang ia klaim membantunya mendapatkan magang di perusahaan teknologi terkemuka, termasuk Amazon, Meta, TikTok, dan banyak lagi. 


Program yang disebut Interview Coder dirancang untuk membantu kandidat dalam menghadapi wawancara pemrograman. 


Lee baru-baru ini memamerkan prestasinya di LinkedIn, mengungkapkan bahwa ia mendapatkan beberapa tawaran magang dan akan memilih satu jika yang lain dibatalkan.


Bekerja di perusahaan teknologi terkemuka, seperti di FAANG (Facebook, Amazon, Apple, Netflix, dan Google), menjadi impian banyak orang. Namun tentu saja tidak mudah bisa bergabung di perusahaan Big Tech tersebut. 


Calon karyawan harus melewati serangkaian tes dan wawancara. Bagian yang paling dibenci dari proses tersebut adalah wawancara teknis. Selama wawancara teknis, programmer memecahkan masalah pengkodean yang sulit.


Sering kali, mereka harus melakukannya secara langsung di depan kamera sementara seorang karyawan dari perusahaan itu menonton.


Lee adalah mahasiswa tahun kedua di Columbia. Ia kemungkinan akan lulus pada tahun 2026 jika. Lee berencana untuk mendapatkan gelar dari perguruan tinggi dan menggunakannya untuk mendapatkan pekerjaan di Big Tech. 


Namun pelatihan untuk wawancara teknis tersebut membunuh hasratnya terhadap pekerjaan itu.


Kepada Gizmodo, Lee mengatakan bahwa ia "sedikit perfeksionis," dan hal itu membuatnya menghabiskan 600 jam untuk pelatihan wawancara teknis. 


Profil LeetCode-nya, sebuah situs web yang memungkinkan programmer untuk berlatih untuk wawancara esoteris, merupakan bukti kerja kerasnya berlatih untuk bisa lulus wawancara teknis tersebut.


"Itu membuat saya benci pemrograman," katanya. "Sungguh tidak masuk akal bahwa wawancara teknis dilakukan dan dilaksanakan seperti itu dan telah dilaksanakan selama dua dekade terakhir."


Nah, Lee pun membuat sebuah program bernama Interview Coder untuk membantu dia dan orang lain melewati proses tersebut. 


Program Lee melakukan kerja keras wawancara teknis itu. Dia mengklaim bahwa program tersebut sama sekali tidak terlihat oleh program yang digunakan perusahaan Big Tech untuk memantau komputer calon karyawan.


"Pada kenyataannya, produk tersebut sangat sederhana," kata Lee seperti dikutip dari Gizmodo. 


“Anda mengambil gambar, lalu bertanya kepada ChatGPT, ‘Hei, bisakah Anda memecahkan masalah dalam gambar ini?’ Secara harfiah, itulah keseluruhan produknya."


Menurut Lee, ia menggunakan programnya untuk lulus wawancara teknis di perusahaan-perusahaan seperti TikTok, Meta, dan Amazon. Ia mengatakan mereka semua memberinya tawaran. 


“Saya merekam siklus penuh dengan Amazon sebagai demo produk pamungkas untuk menunjukkan bahwa ini berhasil; proses perekrutan sekarang rusak.”


Ia bahkan memposting video YouTube yang diduga menunjukkan dirinya mengikuti wawancara LeetCode untuk Amazon dan menggunakan alat Interview Coder untuk menyelesaikan tantangan pemrograman secara real time. 


Setelah video tersebut menjadi viral, ia membagikan email yang diduga dari Amazon ke Columbia University, yang menyatakan kekhawatirannya tentang perilakunya dan kecuranggannya selama proses wawancara.


Lee menanggapi email Amazon, dengan mengklaim bahwa ia telah menolak tawaran magang dan tidak tertarik bekerja di Amazon


"Tujuan dari perangkat lunak ini adalah untuk mengakhiri wawancara LeetCode," kata Lee seperi dikutip dari NDTV. 


"Alat ini membutuhkan waktu seminggu untuk saya buat dan seorang insinyur yang lebih baik dapat membuatnya dalam waktu setengah hari," dia menambahkan. 


Ia menerima email serupa dari Meta dan Capital One yang membatalkan tawaran magang.


Lee mengungkapkan bahwa niatnya yang sebenarnya bukanlah untuk mendapatkan magang, tetapi untuk mengungkap kelemahan dalam proses wawancara LeetCode yang digunakan oleh perusahaan teknologi papan atas. 


Ia ingin menunjukkan keefektifan alat AI miliknya, Interview Coder, dan pada akhirnya, untuk membawa perubahan dalam cara perusahaan melakukan wawancara teknis. |Sumber: Gizmodo/NDTV


Post a Comment

أحدث أقدم