Kelelawar Vampir Bisa Berlari, Sumber Energinya Didapat Secara Aneh

Kelelawar vampir memiliki cara yang sangat aneh untuk mendapatkan energi, hal ini ditemukan oleh para ilmuwan setelah menempatkan mereka di atas treadmill.


Kelelawar vampir berlari di atas treadmill. (Foto: Price Sewell via PopSci)
Kelelawar vampir berlari di atas treadmill. (Foto: Price Sewell via PopSci)


ngarahNyaho - Kebanyakan mamalia, termasuk manusia, bergantung pada karbohidrat dan lemak dari pola makan kompleks mereka sebagai bahan bakar aktivitas fisik. 


Namun, kelelawar vampir secara eksklusif mengonsumsi darah, yang sangat rendah karbohidrat dan lemak namun tinggi protein. 


Hal tersebut menimbulkan pertanyaan apakah kelelawar vampir memperoleh sebagian besar energinya dari protein yang mereka konsumsi – mirip dengan serangga penghisap darah.


“Sebagian besar mamalia, seperti kita, bergantung pada karbohidrat dan lipid sebagai bahan bakar aktivitas kita," penulis utama studi Kenneth Welch, profesor biologi di Universitas Toronto.


"Bahan bakar ini tidak berlimpah dalam makanan kelelawar vampir, menunjukkan bahwa mereka mungkin tidak bergantung pada bahan bakar seperti kita,” lanjut dia kepada Live Science.


Ada tiga spesies kelelawar vampir: kelelawar vampir umum (Desmodus rotundus), kelelawar vampir berkaki berbulu (Diphylla ecaudata), dan kelelawar vampir bersayap putih (Diaemus youngi). 


Semuanya ditemukan di daerah hangat di Amerika, termasuk Meksiko, Amerika Selatan dan Trinidad,. Mereka hidup dalam koloni yang terdiri dari 20 hingga 100 individu dan satu-satunya mamalia yang wajib memakan darah.


Kelelawar vampir umum adalah satu-satunya spesies kelelawar vampir yang mampu berlari; ia menggunakan gaya berjalan yang unik untuk bergerak cepat di tanah. 


Sama seperti gorila, hewan ini menggunakan kaki depannya untuk mendorong dirinya dalam waktu singkat sehingga dapat bergerak cepat menuju mangsanya.


Dalam studi baru yang diterbitkan pada 6 November di jurnal Biology Letters, para ilmuwan menangkap 24 kelelawar vampir dewasa di sepanjang jalur penerbangan yang diketahui di hutan tropis Belize. 


Kelelawar ditahan hingga 18 jam untuk memastikan makanan terakhir mereka dicerna sepenuhnya. Kelelawar vampir diberi makan darah sapi yang diperkaya dengan salah satu dari dua asam amino berlabel – glisin atau leusin. 


Setiap kelelawar kemudian ditempatkan di ruang treadmill sehingga para ilmuwan dapat mengukur rasio oksigen terhadap karbon dioksida (CO2) dan menghitung laju aktivitas metabolisme pada kecepatan lari yang berbeda.


Untuk menentukan apakah asam amino digunakan sebagai energi, para peneliti menggunakan mesin khusus dengan laser inframerah untuk mendeteksi keberadaan isotop karbon tertentu dalam karbon dioksida yang dihembuskan.


Hasilnya menunjukkan bahwa rasio oksigen terhadap karbon dioksida tetap konsisten di semua kecepatan treadmill. Ini menunjukkan, kelelawar vampir menggunakan asam amino sebagai sumber bahan bakar utama mereka, kata para peneliti. 


Pada mamalia lain, rasionya meningkat seiring dengan intensitas olahraga, mencerminkan peralihan dari pembakaran lemak ke pembakaran karbohidrat.


Para ilmuwan juga menemukan bahwa kelelawar vampir dengan cepat menyerap asam amino bebas hanya dalam waktu 10 menit setelah mengonsumsi makanan mereka.


“Yang mengesankan adalah betapa cepatnya CO2 yang diberi label itu muncul, dan betapa melimpahnya CO2 yang dihasilkan oleh kelelawar ini,” kata Welch. 


“Munculnya produk penguraian berlabel dengan cepat menunjukkan bahwa kelelawar mengoksidasi (“membakar”) asam amino di otot mereka saat berjalan/berlari.”


Metode pembangkitan energi ini jarang terjadi pada mamalia.


Namun demikian, penelitian sebelumnya terhadap invertebrata penghisap darah seperti lalat tsetse dan nyamuk betina dari spesies Aedes aegypti menemukan. hewan itu juga memperoleh energi dari pemecahan asam amino. |


Sumber: Live Science


Post a Comment

أحدث أقدم