Para ilmuwan di Swedia menciptakan layar dengan piksel paling kecil sekaligus resolusi tertinggi yang bisa ditangkap oleh mata manusia.
Ilustrasi via Chalmers University of Technology
Ringkasan
- Peneliti dari tiga universitas Swedia berhasil membuat piksel sekecil 560 nanometer dengan resolusi lebih dari 25.000 ppi.
- Teknologi ini menggunakan nanopartikel tungsten oksida untuk mengontrol warna tanpa sumber cahaya sendiri.
- Potensinya mencakup layar realitas virtual ultra-realistis, e-paper super efisien, dan kolaborasi jarak jauh yang lebih imersif.
BAYANGKAN layar sekecil pupil mata manusia, tapi bisa menampilkan gambar lebih tajam dari apa pun yang pernah kamu lihat di smartphone, VR headset, atau televisi 8K.
Itulah pencapaian terbaru tim gabungan dari Chalmers University of Technology, University of Gothenburg, dan Uppsala University yang dipublikasikan di jurnal Nature.
Mereka berhasil membuat layar mini dengan tiap piksel berukuran hanya 560 nanometer, jauh lebih kecil dari satu mikrometer yang jadi batas teknologi micro, LED saat ini.
Total kerapatannya mencapai 25.000 piksel per inci (ppi), angka yang melampaui kemampuan retina manusia dalam membedakan detail. Dengan kata lain, resolusi setinggi ini tak mungkin lagi terlihat “lebih tajam” oleh mata manusia.
Menurut Andreas Dahlin, profesor di Departemen Kimia dan Teknik Kimia Chalmers, tiap piksel di layar ini sebanding dengan satu sel fotoreseptor di retina manusia—sel yang mengubah cahaya menjadi sinyal biologis.
“Manusia tidak bisa melihat resolusi yang lebih tinggi dari ini,” ujarnya.
Teknologi retina e-paper ini bekerja dengan prinsip reflektif, bukan emisi cahaya seperti layar biasa. Artinya, ia tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi menampilkan warna saat cahaya sekitar mengenai struktur nano-nya.
Prinsip serupa bisa ditemukan di bulu burung yang berkilau alami karena pantulan cahaya.
Untuk mendemonstrasikan ketajaman layar mini ini, para peneliti menciptakan ulang lukisan terkenal “The Kiss” karya Gustav Klimt pada permukaan hanya 1,4 × 1,9 milimeter—sekitar 1/4000 ukuran layar ponsel biasa!
Warna pada layar dihasilkan oleh partikel tungsten oksida yang ukurannya dan posisinya diatur agar memantulkan cahaya dalam warna merah, hijau, dan biru.
Kombinasi ketiganya menghasilkan spektrum penuh warna yang bisa ditampilkan.
Saat diberi sedikit tegangan listrik, partikel ini dapat “dimatikan” dan berubah menjadi hitam, membuatnya hemat energi dan fleksibel untuk berbagai desain layar.
Kunli Xiong, dosen di Uppsala University dan penulis utama riset ini, mengatakan bahwa teknologi ini bisa membuka cara baru dalam berinteraksi dengan informasi dan lingkungan sekitar.
Ia menambahkan, “Kemungkinan kreatifnya sangat luas—dari kolaborasi jarak jauh yang lebih realistis hingga penelitian ilmiah yang lebih presisi.”
Sementara itu, Giovanni Volpe dari University of Gothenburg menilai penemuan ini sebagai langkah besar menuju layar mini berkualitas tinggi yang juga efisien energi.
Meski masih butuh penyempurnaan, retina e-paper diyakini akan punya dampak besar pada masa depan tampilan visual—mulai dari headset AR-VR, kacamata pintar, hingga e-reader ultra-tipis.
Jika kelak teknologi ini dikomersialisasi, kita mungkin akan melihat masa depan di mana layar berukuran seujung jari mampu menghadirkan dunia digital dengan realisme setara pandangan mata telanjang.
Disadur dari Tech Xplore.

إرسال تعليق