Tak Harus Turun Badan, Diet Sehat Bisa Kurangi Nyeri Otot

Pola makan sehat bisa membantu mengurangi nyeri kronis muskuloskeletal, bahkan tanpa harus mengalami penurunan berat badan yang signifikan.

Pola makan sehat bisa membantu mengurangi nyeri kronis muskuloskeletal, bahkan tanpa harus mengalami penurunan berat badan yang signifikan.Foto Ilustrasi: Freepik

Ringkasan
  • Studi Universitas South Australia menemukan diet sehat bisa menurunkan nyeri kronis.
  • Perbaikan pola makan berpengaruh langsung, tidak hanya lewat penurunan berat badan.
  • Hasil ini membuka peluang terapi nutrisi sebagai bagian manajemen nyeri.

DIET sejat tak hanya mencegah penyakit jantung, diabetes tipe 2, kanker tertentu, dan obesitas. Peneliti dari
University of South Australia (UniSA) punya fakta baru tentang dampak positif dari diet.

Hasil studi mereka menunjukkan, makanan sehat dapat membantu meredakan chronic musculoskeletal pain (CMP) atau nyeri otot dan tulang yang bersifat kronis.

Menurut peneliti utama Susan Ward, nyeri muskuloskeletal kronis adalah salah satu kondisi paling umum sekaligus melemahkan kualitas hidup.

Banyak orang menganggap berat badan berlebih sebagai penyebab utama karena memberi tekanan ekstra pada persendian.

Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa apa yang kita makan mungkin punya peran independen dalam memengaruhi rasa sakit.

Penelitian dilakukan pada 104 orang dewasa di Australia dengan kelebihan berat badan atau obesitas yang mengikuti program diet selama tiga bulan. Asupan energi mereka dikurangi 30%, sementara kualitas diet diukur dengan Dietary Guideline Index (DGI).

Hasilnya cukup mengejutkan, skor DGI naik 22% (artinya lebih banyak buah, sayur, biji utuh, daging tanpa lemak, dan lebih sedikit alkohol serta makanan olahan).

Dalam periode itu, peserta kehilangan rata-rata 7,1 kg (sekitar 8% dari berat badan). Namun yang paling penting, prevalensi CMP turun drastis dari 50% menjadi hanya 24%.

Skor tingkat nyeri menurun, kualitas hidup meningkat, dan perbaikan ini lebih erat terkait dengan kualitas diet, bukan semata penurunan berat atau lemak tubuh.

Ward menekankan bahwa meski penurunan berat badan membantu, perubahan pola makan sendiri sudah cukup memberi dampak nyata terhadap nyeri.

Hal ini memberi harapan baru bagi jutaan orang yang hidup dengan nyeri kronis.
Meski begitu, studi ini punya keterbatasan. Tidak ada kelompok kontrol, sehingga faktor placebo sulit diabaikan.

Hanya orang dengan obesitas moderat yang diteliti, jadi hasilnya mungkin berbeda untuk kasus obesitas berat atau pasien yang sudah lama menderita nyeri kronis.

Selain itu, peneliti tidak mengukur biomarker penting seperti sitokin atau molekul peradangan yang mungkin menjelaskan mekanisme biologisnya.

Namun, pesan utama penelitian ini jelas, diet berkualitas baik itu penting, bukan hanya untuk mencegah penyakit jangka panjang, tapi juga untuk kenyamanan hidup sehari-hari.

Menurut Alison Hill, dosen senior di bidang gizi UniSA, makan sehat dapat memberikan dampak langsung dan nyata dalam mengurangi nyeri sekaligus meningkatkan kesejahteraan.

Dengan temuan ini, kemungkinan besar terapi nutrisi bisa menjadi bagian dari manajemen nyeri di masa depan.

Konseling gizi bukan lagi sekadar untuk menurunkan berat badan, melainkan juga membantu orang hidup lebih nyaman dengan rasa sakit yang berkurang.

Disadur dari New Atlas.

Post a Comment

أحدث أقدم