Olahraga Rutin Bisa Melatih Sistem Imun Lebih Kuat

Olahraga ketahanan seperti berlari jarak jauh, bersepeda, atau berenang, ternyata memberi dampak nyata.


Olahraga ketahanan seperti berlari jarak jauh, bersepeda, atau berenang, ternyata memberi dampak nyata.Foto Ilustrasi: rawpixels.com


Ringkasan

  • Latihan fisik jangka panjang memperkuat sel “pembunuh alami” (natural killer/NK cells) dalam sistem imun.
  • Olahraga membantu mengontrol peradangan dan mencegah kelelahan sel kekebalan tubuh.
  • Efeknya bisa disebut “latihan imun”, yang mendukung penuaan sehat dan daya tahan tubuh jangka panjang.


SEBUAH studi terbaru menunjukkan bahwa berolahraga secara teratur dapat membuat sel-sel imun kita menjadi lebih tangguh, lebih efisien, dan tidak mudah “lelah” menghadapi ancaman penyakit.


Penelitian yang diterbitkan di jurnal Scientific Reports ini melibatkan sembilan partisipan lansia berusia rata-rata 64 tahun. Sebagian besar sudah terbiasa melakukan latihan ketahanan selama lebih dari 20 tahun. 


Para ilmuwan dari Universitas Justus Liebig di Jerman dan Universitas Negeri São Paulo (UNESP) di Brasil menganalisis sel darah putih mereka, khususnya natural killer (NK) cells


NK Cells adalah sel imun yang berfungsi mendeteksi dan menghancurkan sel terinfeksi virus atau sel kanker.


Hasilnya cukup mencengangkan, dibandingkan dengan orang seusia yang jarang berolahraga, NK cells para “atlet senior” ini ternyata jauh lebih efisien dalam menggunakan energi dan lebih adaptif terhadap peradangan. 


“Olahraga ternyata bukan cuma melatih otot, tapi juga melatih sistem imun,” kata peneliti utama, Luciele Minuzzi.


Tim peneliti juga menemukan bahwa latihan fisik jangka panjang menurunkan kadar penanda peradangan (inflammatory markers) dan meningkatkan penanda anti-peradangan. 


Dengan kata lain, tubuh para lansia aktif ini lebih terlatih dalam mengontrol respons inflamasi, yang biasanya menjadi akar dari berbagai penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, hingga Alzheimer.


Untuk memahami mekanisme ini, para peneliti menguji respons NK cells terhadap dua obat penghambat jalur metabolik, propranolol (yang menghambat respons adrenalin) dan rapamycin (yang menekan pertumbuhan sel melalui jalur mTOR). 


Hasilnya, meski jalur tersebut diblokir, NK cells para lansia terlatih tetap mampu berfungsi dengan baik.


Hal itu berbeda dengan kelompok tidak terlatih yang sel imunnya menunjukkan tanda-tanda “kelelahan” dan kegagalan merespons peradangan. 


Ini menunjukkan adanya adaptasi imunometabolik jangka panjang yang melindungi tubuh dari penurunan fungsi imun akibat usia.


Dalam studi lanjutan yang dipublikasikan di Frontiers in Immunology, tim yang sama juga menemukan bahwa atlet berusia lanjut memiliki respons peradangan yang lebih terkontrol dibanding atlet muda. 


Saat diuji dengan infeksi buatan, tubuh mereka tidak panik dengan reaksi berlebihan, melainkan merespons dengan tenang dan efisien. 


“Tubuh mereka sudah terbiasa menghadapi stres fisik, jadi sistem imun tak mudah bereaksi berlebihan,” jelas Minuzzi.


Fenomena ini disebut para peneliti sebagai bentuk “latihan imun”—yakni proses adaptasi sistem kekebalan akibat paparan berulang terhadap stres fisiologis dari olahraga. 


Sama seperti otot yang semakin kuat setelah latihan berat, sistem imun pun “belajar” menjadi lebih seimbang dan tangguh.


Temuan ini mendukung pandangan bahwa olahraga teratur bisa menjadi salah satu strategi paling alami untuk memperlambat penuaan biologis dan mencegah penyakit kronis.


Disadur dari Medical Xpress.


Post a Comment

أحدث أقدم