Komputer Kuantum Google 13.000 Kali Lebih Cepat dari Superkomputer

Google menunjukkan capaian besar dalam dunia komputasi. 


Google menunjukkan capaian besar dalam dunia komputasi.     Foto: Google via ZME ScienceFoto: Google via ZME Science


Ringkasan

  • Komputer kuantum Google menyelesaikan algoritma dalam 2 jam, yang butuh 3,2 tahun di superkomputer.
  • Eksperimen “quantum echo” berhasil mengurai sistem kuantum kompleks yang tak bisa dilihat sebelumnya.
  • Meski masih jauh dari versi komersial, temuan ini jadi lompatan besar menuju era komputasi kuantum.


KOMPUTER kuantum Google berhasil menjalankan algoritma nyata dengan kecepatan 13.000 kali lebih cepat dibandingkan superkomputer tercanggih di dunia. 


Hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature ini menjadi bukti pertama bahwa mesin kuantum benar-benar bisa menyelesaikan persoalan kompleks di dunia nyata—bukan sekadar eksperimen laboratorium.


Dalam blog resminya, Google Quantum AI menyebut hasil ini sebagai “tonggak bersejarah”—pertama kalinya komputer kuantum menjalankan algoritma yang bisa diverifikasi secara nyata di perangkat keras. 


Menggunakan prosesor kuantum Willow dengan 65 qubit, sistem tersebut menyelesaikan perhitungan dalam 2,1 jam, sementara superkomputer konvensional diperkirakan membutuhkan waktu 3,2 tahun untuk tugas yang sama.


Eksperimen ini menggunakan metode yang disebut “quantum echo”, semacam cara untuk “memutar balik blender” dari kekacauan informasi kuantum. 


Dalam dunia fisika, fenomena ini disebut quantum ergodicity, di mana informasi tentang keadaan partikel bercampur begitu rumit sehingga mustahil dilacak. 


Dengan algoritma baru ini, Google berhasil “membalikkan” proses itu—seolah bisa menemukan kembali setetes tinta merah yang sudah tercampur dalam lautan warna.


Google menjelaskan analoginya seperti mencari kapal karam di dasar laut. Dengan teknologi biasa, kita hanya bisa melihat bentuk kabur lewat sonar. 


Tapi dengan prosesor kuantum Willow, para peneliti “bisa membaca tulisan di lambung kapal”—melihat detail sistem kuantum yang sebelumnya mustahil diamati.


Eksperimen ini membuktikan bahwa komputer kuantum bukan sekadar lebih cepat dari superkomputer, tapi juga mampu melakukan jenis perhitungan yang sama sekali baru: memahami realitas di tingkat paling dasar.


Namun, jangan dulu berharap komputer kuantum muncul di toko elektronik. Meski sudah bisa bekerja, sistem ini masih sangat rapuh. 


Qubit—unit dasar komputasi kuantum—mudah terganggu oleh panas, medan magnet, atau getaran kecil, menyebabkan kesalahan perhitungan besar. 


Tantangan utama kini adalah menciptakan fault-tolerant quantum computer, yaitu komputer yang bisa memperbaiki kesalahannya sendiri.


Kunci dari itu adalah logical qubit, semacam qubit virtual yang terdiri dari ribuan qubit fisik yang saling memeriksa kesalahan satu sama lain. Google, IBM, dan sejumlah laboratorium fisika terkemuka kini berlomba mencapainya.


Menurut The Guardian, para ahli menilai eksperimen ini memang mengesankan, tapi belum bisa disebut “praktis.” 


Namun, banyak yang percaya kita akan segera memasuki masa “keunggulan kuantum praktis”—di mana komputer kuantum akan menjadi alat bantu riset untuk menemukan obat baru, merancang material canggih, atau mensimulasikan fenomena fisika ekstrem.


Google memperkirakan, aplikasi nyata komputer kuantum pertama mungkin muncul dalam lima tahun ke depan, bukan sebagai pengganti laptop, melainkan sebagai “otak tambahan” untuk penelitian ilmiah dan teknologi tinggi. 


Era komputasi kuantum mungkin belum benar-benar datang, tapi langkah kali ini jelas menandakan: masa itu sudah semakin dekat di depan mata.


Disadur dari ZME Science.


Post a Comment

أحدث أقدم