Setelah 6 Tahun, Mahasiswa Berhasil Digitalisasi 795 Puisi dari Novel Tertua Dunia

 Sekelompok mahasiswa dan dosen di Boston University berhasil mendigitalkan 795 puisi dari The Tale of Genji, novel klasik Jepang abad ke-11 yang dianggap sebagai novel pertama di dunia.


Sekelompok mahasiswa dan dosen di Boston University berhasil mendigitalkan 795 puisi dari The Tale of Genji, novel klasik Jepang abad ke-11 yang dianggap sebagai novel pertama di dunia.

Ilustrassi: Freepik 


Ringkasan

  • The Tale of Genji berisi 795 puisi dari 118 karakter berbeda.
  • Mahasiswa menghabiskan enam tahun untuk membuat basis data puisinya.
  • Kini publik dapat mengakses dan menganalisis puisi melalui Genjipoems.org.


BAGI dunia sastra, The Tale of Genji bukan hanya karya monumental karena panjangnya yang melebihi 500.000 kata atau usianya yang sudah lebih dari 1.000 tahun. 


Ditulis oleh Murasaki Shikibu, perempuan bangsawan sekaligus pelayan istana di era Heian Jepang, novel ini juga memuat 795 puisi yang terjalin dalam kisah hidup Pangeran Genji, dari percintaan, intrik istana, hingga perenungan batin.


Namun, puisi-puisi ini bukan sekadar ornamen sastra. Pada masa itu, puisi adalah bentuk komunikasi yang umum dan dihormati, baik secara lisan maupun tertulis. 


Murasaki menciptakan ratusan puisi dengan sudut pandang 118 karakter berbeda, dari kaisar hingga pelayan—yang menunjukkan kemampuannya sebagai penulis luar biasa. 


“Luar biasa sekali bisa menyuarakan banyak karakter berbeda dan menciptakan puisi yang terasa otentik untuk masing-masing,” kata J. Keith Vincent, profesor sastra Jepang dan perbandingan di Boston University, yang memimpin proyek ini.


Segalanya dimulai pada tahun 2016, saat Vincent memberi tugas ekstra bagi mahasiswa kelas sastra Jepang, memasukkan terjemahan berbagai puisi Genji ke spreadsheet raksasa. 


Kini, basis data tersebut mencakup lima versi berbeda, empat terjemahan lengkap novel, satu fokus pada puisi saja, ditambah versi asli dalam bahasa Jepang. Hasilnya, hampir 4.000 entri digital.


Setelah lebih dari 150 mahasiswa terlibat, dan bekerja sama dengan firma desain milik pasangan Vincent, proyek ini berkembang menjadi situs web publik, Genjipoems.org. 


Situs ini tak hanya menampilkan teks puisi dan terjemahannya, tapi juga metadata mendalam, seperti bab, urutan, siapa penulis dan penerimanya, format penyampaian (tertulis, lisan, balasan, atau kolaboratif), teknik sastra, hingga musim saat puisi itu “dilahirkan.” 


Bahkan ada data usia Genji saat puisi itu ditulis.


Selama ini, banyak pembaca modern lebih fokus pada alur cerita dan drama karakter dalam The Tale of Genji, dan cenderung melewatkan puisi-puisinya. 


Vincent ingin mengubah itu. Ia mengatakan, dengan basis data ini, pembaca dapat “memperhatikan kata-kata dengan lebih saksama dan menemukan makna yang terpendam.”


Kini, siapa pun bisa ikut menikmati warisan budaya yang nyaris dilupakan ini. Situs tersebut bahkan memberi fitur untuk menulis komentar atau analisis mendalam—mirip seperti tugas kuliah—dengan semua “alat” analisis sudah disediakan.


Disadur dari Popular Science - College students digitized 795 poems from the world’s oldest novel

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama