Bayangkan robot yang bisa menyembuhkan dirinya sendiri, menumbuhkan anggota tubuh baru, bahkan mengambil "suku cadang" dari lingkungan atau robot lain tanpa bantuan manusia.
Ringkasan
- “Robot Metabolism” memungkinkan robot memperbaiki dan membentuk ulang tubuhnya secara mandiri.
- Teknologi ini meniru prinsip biologis seperti penyembuhan diri dan pertumbuhan modul.
- Potensi aplikasinya sangat luas: dari eksplorasi luar angkasa hingga penyelamatan bencana.
SELAMA ini kita sudah terbiasa melihat robot dengan otak canggih berkat AI dan machine learning tapi tubuh mereka tetap kaku dan tergantung pada manusia jika rusak atau perlu upgrade.
Sebuah baut lepas? Tunggu teknisi. Ingin ganti kaki robot? Kirim ke bengkel.
Nah, itulah masalah yang ingin dipecahkan oleh tim dari Columbia University melalui pendekatan baru dengan mengubah tubuh robot menjadi sistem yang adaptif layaknya makhluk hidup.
Profesor Hod Lipson, pakar robotika di Columbia, menjelaskan bahwa modularitas adalah inti dari kemampuan tubuh biologis untuk bertumbuh dan beradaptasi.
Tubuh kita terus menyerap, menyusun ulang, dan menyembuhkan diri. Begitu juga ide di balik robot metabolik ini.
Robot bisa menyerap bagian dari robot lain atau dari lingkungan, lalu mengintegrasikannya untuk memperbaiki atau meningkatkan kemampuannya.
Tim ini menunjukkan konsep ini lewat sebuah teknologi sederhana tapi kuat yang disebut Truss Link, semacam stik magnetik modular yang bisa saling menyambung, membentuk struktur yang bisa bergerak dari bentuk 2D menjadi robot 3D.
Dalam demonstrasi mereka, robot berbentuk tetrahedron berhasil menambahkan “tongkat jalan” dan menjadi 66,5% lebih cepat saat menuruni lereng.
Teknologi ini berpotensi digunakan dalam situasi ekstrem, misalnya:
- Penanggulangan bencana, saar robot perlu memperbaiki diri di lapangan tanpa bantuan manusia.
- Misi luar angkasa, ketika robot bisa membangun atau beradaptasi tanpa harus menunggu pasokan dari Bumi.
- Lingkungan ekstrem atau terisolasi, tempat manusia tidak bisa langsung turun tangan.
Menurut Philippe Martin Wyder, penulis utama studi ini, tujuan akhirnya adalah menciptakan otonomi sejati, di mana robot tak hanya berpikir sendiri, tapi juga bisa merawat tubuhnya sendiri.
“Bayangkan AI yang bukan cuma bisa menulis email atau menciptakan lagu, tapi juga membangun robot fisik secara langsung dari lingkungan sekitarnya,” ujarnya.
Penelitian ini diterbitkan di jurnal Science Advances dan menjadi langkah awal menuju masa depan robotik yang lebih hidup, tangguh, dan bebas dari ketergantungan manusia.
Jika berhasil, kita bisa menyambut era di mana robot tak hanya hidup dalam logika digital, tapi juga dalam fisik yang terus berevolusi, seperti makhluk hidup.
Disadur dari Interesting Engineering - Robot metabolism could help machines repair themselves without human intervention
Posting Komentar