Teknologi Roket Baru Bisa Capai Planet Misterius dalam 10 Tahun

 Teknologi pendorong luar angkasa eksperimental mungkin bisa membawa kita ke planet kerdil Sedna, objek jauh di luar Pluto, dalam waktu hanya 10 tahun. 


Teknologi pendorong luar angkasa eksperimental mungkin bisa membawa kita ke planet kerdil Sedna, objek jauh di luar Pluto, dalam waktu hanya 10 tahun.Ilustrasi dibuat oleh AI.


Ringkasan

  • Dua konsep pendorong baru, yakniDirect Fusion Drive dan solar sail termal, bisa mencapai Sedna hanya dalam 7–10 tahun.
  • Sedna akan mendekati Matahari pada 2076, jadi jendela peluncuran makin mendesak.
  • Misi ini bisa jadi kunci memahami asal-usul tata surya dan Oort Cloud.


DIBANDINGKAN teknologi konvensional yang butuh 20–30 tahun, inovasi seperti roket fusi nuklir dan solar sail canggih bisa memangkas waktu tempuh secara drastis. 


Ini memberi harapan baru untuk menjelajahi wilayah tata surya yang belum pernah disentuh manusia.


Sedna pertama kali ditemukan pada 14 November 2003, dan saat itu menjadi objek paling jauh yang diketahui mengorbit Matahari. 


Planet kerdil ini sangat unik warnanya kemerahan, sangat dingin, dan punya orbit elips ekstrem yang membutuhkan 10.000 tahun untuk satu putaran penuh. 


Saat ini, Sedna sedang menuju titik terdekatnya ke Matahari yang akan terjadi pada Juli 2076. 


Ini adalah kesempatan langka bagi ilmuwan untuk mempelajarinya sebelum Sedna kembali menjauh miliaran mil ke dalam kegelapan luar angkasa.


Masalahnya, jaraknya masih sekitar 7 miliar mil dari Matahari, sekitar tiga kali jarak Neptunus. 


Dengan teknologi roket biasa, dibutuhkan 20 hingga 30 tahun untuk mencapainya, termasuk dengan bantuan gravitasi dari beberapa planet. Waktu yang lama dan rumit. Itulah mengapa tim peneliti dari Italia menawarkan dua solusi inovatif.


Yang pertama adalah Direct Fusion Drive (DFD), roket bertenaga fusi nuklir yang tengah dikembangkan di Princeton University. 


Teknologi ini menghasilkan daya dorong dan listrik secara bersamaan melalui reaksi fusi—mirip dengan energi yang menggerakkan Matahari. 


DFD menjanjikan kecepatan tinggi dan akselerasi terus-menerus tanpa perlu banyak bahan bakar. Tapi, tantangan teknis seperti stabilitas plasma dan ketahanan terhadap radiasi masih perlu diselesaikan.


Konsep kedua adalah solar sail termal, teknologi seperti layar besar yang digerakkan oleh tekanan cahaya Matahari. 


Para peneliti mengusulkan menambahkan lapisan khusus pada layar ini agar bisa menghasilkan dorongan tambahan melalui proses pelepasan molekul saat terkena panas (thermal desorption). 


Dengan bantuan gravitasi Jupiter, misi solar sail ini bisa mencapai Sedna dalam waktu 7 tahun. Namun, metode ini hanya memungkinkan terbang lintas (flyby), bukan mengorbit Sedna.


Kedua pendekatan ini masih eksperimental, tapi jika berhasil, bisa membuka era baru dalam eksplorasi ruang angkasa. 


Sedna sendiri adalah pintu gerbang menuju wilayah misterius bernama Oort Cloud—kumpulan objek es yang diyakini sebagai batas tata surya kita. Menjelajahi wilayah ini bisa memberi petunjuk penting tentang bagaimana tata surya terbentuk dan berevolusi.


Yang jelas, waktu terus berjalan. Untuk bisa mengejar Sedna sebelum ia pergi lagi ribuan tahun ke depan, kita perlu bertindak cepat. 


Dan mungkin, masa depan eksplorasi luar angkasa akan bergantung pada teknologi-teknologi gila yang dulu cuma ada di fiksi ilmiah.


Disadur dari artikel berjudul Experimental Propulsion Tech Could Reach Mysterious Planet Beyond Pluto in 10 Years yang tayang di Gizmodo.

Post a Comment

أحدث أقدم