Sikap Positif Bantu Jaga Ingatan di Usia Paruh Baya

 Orang yang merasa hidupnya bermakna dan penuh kendali ternyata punya peluang lebih besar untuk mempertahankan daya ingat di usia paruh baya. 


Orang yang merasa hidupnya bermakna dan penuh kendali ternyata punya peluang lebih besar untuk mempertahankan daya ingat di usia paruh baya.Ilustrasi dibuat oleh AI.


Ringkasan

  • Orang dengan tingkat kesejahteraan psikologis tinggi cenderung memiliki ingatan yang lebih tajam seiring bertambahnya usia.
  • Temuan ini tetap signifikan meski telah disesuaikan dengan faktor depresi dan kondisi kesehatan lain.
  • Studi menunjukkan bahwa kesehatan mental bisa berperan dalam mencegah penurunan kognitif dan demensia.


PENELITIAN para ilmuwan dari Inggris, Amerika Serikat, dan Spanyol yang berlangsung selama 16 tahun dan melibatkan lebih dari 10 ribu orang itu dipublikasikan dalam jurnal Aging & Mental Health.


Peneliti melacak partisipan yang tergabung dalam studi English Longitudinal Study of Ageing (ELSA) sejak 2002. Peserta secara rutin dievaluasi kesejahteraan psikologis dan kemampuan memorinya tiap dua tahun.


Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang merasa hidupnya penuh makna, memiliki kontrol diri, dan merasa bebas menentukan pilihan, memiliki performa memori yang lebih baik dari waktu ke waktu. 


Efek ini tetap terlihat bahkan setelah memperhitungkan gejala depresi, usia, gender, latar belakang pendidikan, hingga gaya hidup.


Menurut Dr. Amber John dari University of Liverpool, peneliti utama studi ini, kesejahteraan psikologis bukan hanya efek dari memori yang baik, tapi bisa menjadi faktor pelindung terhadap penurunan daya ingat. 


“Kalau hubungan sebab-akibat ini terbukti, maka meningkatkan kesejahteraan bisa menjadi langkah nyata mencegah penurunan fungsi otak,” ujarnya.


Salah satu pendekatan yang disoroti adalah mindfulness—latihan kesadaran penuh yang terbukti meningkatkan emosi positif. 


Selain itu, koneksi sosial yang sehat, aktivitas fisik, dan pola hidup seimbang juga bisa mendukung kesejahteraan psikologis. Semua ini merupakan faktor penting dalam menjaga kesehatan otak.


Emma Taylor dari Alzheimer’s Research UK menambahkan, “Ada 14 faktor risiko demensia yang bisa dimodifikasi, termasuk isolasi sosial, depresi, dan kurang aktivitas fisik. Semua ini berkaitan erat dengan kesejahteraan.” 


Artinya, menjaga kesehatan mental bukan cuma soal merasa bahagia, tapi bisa menjadi langkah strategis untuk menjaga otak tetap tajam hingga usia lanjut.


Memang, studi ini bersifat observasional, artinya belum bisa membuktikan sebab-akibat secara langsung. 


Tapi temuan ini membuka peluang besar bagi intervensi berbasis psikologi dalam pencegahan demensia, terutama karena gejala awal penurunan kognitif sering kali muncul secara halus, misalnya lewat rasa kehilangan semangat atau kendali atas hidup.


Disadur dari artikel di SciTech Daily berjudul "Staying Positive Could Protect Against Middle-Aged Memory Loss, 16-Year Study Reveals." 


Post a Comment

أحدث أقدم