Northwest Africa 1226: Meteorit Kuno yang Bisa Ubah Sejarah Tata Surya

 Batu antik ini terbukti berasal dari protoplanet besar yang dulu pernah ada di wilayah luar Tata Surya dan nyaris seumur dengan lahirnya sistem surya kita sendiri.


Batu antik ini terbukti berasal dari protoplanet besar yang dulu pernah ada di wilayah luar Tata Surya dan nyaris seumur dengan lahirnya sistem surya kita sendiri.Ilustrasi dibuat oleh AI 


Ringkasan

  • Meteorit NWA 12264 terbukti berasal dari mantel protoplanet luar Tata Surya.
  • Usianya mencapai 4,569 miliar tahun, lebih tua dari batuan luar angkasa lain.
  • Temuan ini menantang asumsi bahwa planet luar terbentuk lebih lambat.


DALAM studi yang terbit di Communications Earth & Environment, para peneliti mempelajari meteorit langka bernama Northwest Africa (NWA) 12264. 


Batu ini terbentuk lebih dari 4,56 miliar tahun lalu dan memiliki ciri khas batu mantel, dunit, yang menandakan asal-usulnya dari planet yang sudah mengalami diferensiasi internal (memiliki inti logam dan mantel silikat).


Hal yang mencengangkan? Meteorit ini berasal dari luar garis salju (snowline), wilayah dingin di luar Jupiter yang dipenuhi es dan volatil. S


Selama ini, wilayah ini dianggap terlalu dingin dan terlalu lambat untuk membentuk planet berbatu secepat wilayah dalam seperti Bumi dan Mars. Tapi usia NWA 12264 membalikkan semua asumsi itu.


Tim ilmuwan menggunakan dua metode presisi tinggi, isotop timbal-timbal (Pb-Pb) dan aluminium-magnesium (Al-Mg). 


Hasil Pb-Pb menunjukkan usia sekitar 4,569.8 ± 4.6 juta tahun, sementara Al-Mg memberikan hasil sedikit lebih muda 4,564.44 ± 0.30 juta tahun.


Keduanya menunjukkan bahwa planet tempat meteorit ini berasal sudah terbentuk dan terdiferensiasi hanya beberapa juta tahun setelah Tata Surya lahir.


Temuan ini mendorong mundur usia diferensiasi pertama di wilayah luar Tata Surya sekitar 2 juta tahun dari data sebelumnya—mendekati waktu yang sama dengan pembentukan planet-planet di wilayah dalam. 


Artinya, pembentukan planet tidak berlangsung lambat di luar; mereka justru ikut “ngebut” sejak awal.


Asal usul meteorit ini ditelusuri ke reservoir carbonaceous chondrite (CC), wilayah dengan material kuno kaya zat volatil. 


Hal ini menunjukkan bahwa bahkan di lingkungan yang dianggap “basah dan dingin”, protoplanet besar bisa terbentuk cepat, meleleh secara internal, dan hancur dalam waktu singkat.


Penemuan ini juga sejalan dengan pengamatan dari teleskop ALMA, yang mendeteksi struktur pembentuk planet—seperti cincin dan celah pada berbagai jarak dari bintang dalam sistem protoplanet muda. 


Jadi, bukan hanya di Tata Surya kita: formasi planet serentak bisa jadi merupakan pola umum di galaksi.


Meteorit NWA 12264 juga punya kemiripan isotopik dan kimia dengan kelompok meteorit langka lain, seperti Milton pallasite dan South Byron Trio.


Bisa jadi meteorit-meteorit itu berasal dari planet kuno yang sama, atau dari tetangganya yang terbentuk dalam kondisi serupa. 


Bahkan ada kandidat meteorit lain, seperti NWA 7822, yang mirip strukturnya tapi berbeda komposisinya yang membuka kemungkinan adanya lebih dari satu planet tua yang terbentuk di area luar Tata Surya.


Faktor yang membuat diferensiasi cepat ini mungkin karena kandungan air yang rendah, membuat panas dari peluruhan radioaktif tidak langsung menghilang. 


Hasilnya, planet kecil ini cepat memanas dan membentuk struktur lapisan seperti Bumi.


Jika wilayah luar Tata Surya bisa membentuk planet berbatu secepat wilayah dalam, maka sistem lain di galaksi juga bisa begitu. Ini memperbesar peluang adanya planet mirip Bumi yang terbentuk lebih awal dan tersebar lebih luas dari yang kita bayangkan.


Batu kecil seperti NWA 12264 bisa jadi adalah “kapsul waktu” terbaik untuk menguak rahasia masa kecil Tata Surya—dan mungkin juga cara semesta membentuk dunia seperti milik kita.


Disadur dari artikel berjudul Discovery of Meteorite From Lost Protoplanet Upends Timeline of the Solar System’s Formation yang tayang di The Debrief. 


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama