Tanpa Kabel, Kendalikan Komputer Cukup dengan Pikiran

Di masa depan, orang dengan gangguan bicara akibat stroke atau penyakit lainnya bisa berkomunikasi hanya dengan kekuatan pikiran—tanpa kabel, tanpa alat tempel.


Di masa depan, orang dengan gangguan bicara akibat stroke atau penyakit lainnya bisa berkomunikasi hanya dengan kekuatan pikiran—tanpa kabel, tanpa alat tempel.Gambar ilustrasi dibuat oleh AI. 


Ringkasan

  • Implan otak Connexus adalah perangkat BCI nirkabel mini yang direkam langsung dari otak manusia untuk pertama kalinya pada 14 Mei 2025.
  • Perangkat ini dikembangkan oleh Paradromics, saingan Neuralink, dan akan menjalani uji klinis pertama akhir tahun ini.
  • Teknologi ini bisa membantu pasien stroke, ALS, atau cedera tulang belakang mengendalikan komputer tanpa alat eksternal, cukup dengan pikiran.



ANTARMUKA otak-komputer (brain-computer interface/BCI) bukan lagi fiksi ilmiah. 


Tim peneliti dari University of Michigan, yang dipimpin oleh ahli bedah saraf Matthew Willsey, melakukan uji coba pertama perangkat Connexus pada otak manusia hidup. 


Subjeknya adalah seorang pasien epilepsi yang memang sudah dijadwalkan untuk operasi pengangkatan sebagian otak. 


Connexus dipasang sementara dan dilepas kembali kurang dari 20 menit kemudian, namun cukup lama untuk merekam data sinyal otak.


“Yang bikin saya semangat adalah sistem ini punya kapasitas tinggi dan bisa memperluas kemampuan BCI masa kini,” kata Willsey kepada Gizmodo. 


“Dan yang paling keren—semuanya nirkabel, tak ada kabel yang tembus kulit.”


Connexus berukuran kecil, bahkan lebih kecil dari uang koin, tapi di dalamnya terdapat lebih dari 400 mikroelektroda yang mampu menangkap sinyal otak secara detail. 


Sebagai perbandingan, banyak perangkat BCI lama hanya punya sekitar 100 sensor. 


Data dari implan ini dikirim ke pemancar yang ditanam di dada dan dari sana bisa terhubung ke komputer yang kompatibel, semua tanpa kabel eksternal.


Paradromics berharap perangkat ini bisa membantu orang yang kehilangan kemampuan bicara karena stroke, ALS (penyakit saraf yang melemahkan otot), atau cedera tulang belakang. 


Selain itu, mereka juga meneliti potensi penggunaan untuk masalah kesehatan mental dan nyeri kronis.


Bersaing di arena BCI


Paradromics bukan satu-satunya pemain di ranah ini. Nama besar seperti Neuralink-nya Elon Musk juga berlomba-lomba mengembangkan BCI yang bisa langsung "berkomunikasi" dengan otak. 


Tapi pendekatan Connexus punya keunggulan, yakni tanpa kabel, kapasitas data tinggi, dan sepenuhnya bisa ditanam dalam tubuh.


Sebagai perbandingan, pada awal 2024, Neuralink juga berhasil menanam implan di otak manusia pertama dan membuktikan bahwa subjek bisa main catur dan kendalikan komputer pakai pikiran. 


Namun, seperti dilansir The Verge, sistem Neuralink masih menggunakan port tembus kulit. 


Tim dari University of Michigan sebelumnya juga pernah mengembangkan perangkat BCI.


Perangkat itu bisa membuat pria lumpuh mengendalikan drone virtual hanya dengan pikirannya, dengan akurasi lebih tinggi daripada sistem non-invasif lainnya. 


Bila semuanya berjalan lancar, Paradromics menargetkan uji klinis pertama Connexus akan dilakukan pada akhir 2025, jika mendapat izin dari regulator.


Implan otak seperti Connexus membawa harapan baru bagi mereka yang kehilangan kontrol tubuh atau kemampuan bicara. 


Dengan pendekatan yang lebih praktis dan invasif minimal, teknologi BCI kini makin dekat untuk jadi alat bantu nyata, bukan sekadar angan ilmiah. 


Dan siapa tahu, dalam beberapa tahun ke depan, kita semua bisa mengirim email atau mengetik artikel—cukup dengan berpikir saja.


Sumber: Gizmodo – Patient Receives Brain Implant That Can Wirelessly Control Computers


Post a Comment

أحدث أقدم