Gawat, Ini Tanda Bahaya! Lautan Kita kian Gelap

Lebih dari seperlima wilayah laut di dunia, sekitar 75 juta km²,  mengalami penggelapan laut dalam 20 tahun terakhir. Itu tanda bahaya.


Peta yang difokuskan pada Inggris dan Samudra Atlantik Utara. Area merah menunjukkan wilayah lautan menjadi lebih gelap, sedangkan area biru menunjukkan wilayah di mana lautan menjadi lebih terang. Foto: University of PlymouthPeta yang difokuskan pada Inggris dan Samudra Atlantik Utara. Area merah menunjukkan wilayah lautan menjadi lebih gelap, sedangkan area biru menunjukkan wilayah di mana lautan menjadi lebih terang. Foto: University of Plymouth 


Ringkasan 

  • Sekitar 21% laut dunia mengalami penggelapan sejak 2003.
  • Lebih dari 32 juta km² laut mengalami penurunan kedalaman photic zone lebih dari 50 meter.
  • Penyebabnya antara lain limpasan pertanian, perubahan suhu laut, dan dinamika plankton — bukan hanya karena cahaya buatan di malam hari.


OCEAN DARKNING atau penggelapan laut terjadi saat cahaya yang bisa menembus air berkurang, sehingga photic zone, zona penting bagi ekosistem laut, jadi lebih dangkal. 


Zona ini adalah tempat berlangsungnya fotosintesis plankton, tempat ikan mencari makan, hingga lokasi berkembang biak berbagai spesies. 


Dengan kata lain, laut yang lebih gelap berarti lebih sedikit ruang bagi kehidupan laut yang bergantung pada cahaya.


Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Global Change Biology ini mengandalkan data satelit dan pemodelan numerik untuk memantau kedalaman photic zone dari tahun 2003 hingga 2022. 


Hasilnya:

  • 21% laut global mengalami penggelapan.
  • 9% wilayah laut kehilangan lebih dari 50 meter kedalaman cahaya.
  • 2,6% laut dunia kehilangan lebih dari 100 meter photic zone.


Meski begitu, sekitar 10% laut justru mengalami pencerahan, meski belum cukup menyeimbangkan tren global yang cenderung menggelap.


Banyak sebab


Menurut para ilmuwan dari University of Plymouth dan Plymouth Marine Laboratory, penyebab penggelapan laut bervariasi. 


Di daerah pesisir, limpasan pupuk pertanian, peningkatan hujan, dan sedimen dari daratan membuat laut lebih keruh. 


Sementara di lautan terbuka, perubahan suhu permukaan dan dinamika mekar alga (algal bloom) jadi biang keladi.


Yang menarik, meskipun mereka juga meneliti dampak cahaya buatan di malam hari (Artificial Light at Night/ALAN), itu bukan penyebab utama dari penggelapan laut.


Dampaknya bukan sekadar estetika


Dr. Thomas Davies, ahli konservasi laut dari University of Plymouth, menekankan bahwa laut yang gelap berarti ruang hidup bagi makhluk laut yang bergantung pada cahaya makin sempit. 


“Kita juga bergantung pada laut untuk udara yang kita hirup, ikan yang kita makan, dan melawan perubahan iklim,” ujarnya.


Jadi, ini bukan cuma urusan ikan, tapi juga kelangsungan hidup kita.


Profesor Tim Smyth dari Plymouth Marine Laboratory menambahkan, jika kedalaman cahaya menyusut hingga 50 meter, maka hewan laut akan naik ke permukaan.


Mereka bersaing untuk makanan dan ruang. Hal tersebut bisa mengacaukan rantai ekosistem secara keseluruhan.


Teknologi satelit ungkap perubahan global


Peneliti menggunakan data dari NASA Ocean Colour Web, yang membagi laut menjadi piksel 9 km dan merekam perubahan cahaya di permukaannya. 


Dengan algoritma khusus, mereka bisa memetakan kedalaman photic zone dan melihat bagaimana cahaya berubah siang dan malam.


Perubahan terbesar terjadi di perairan terbuka seperti bagian atas Arus Teluk (Gulf Stream), Arktik, dan Antarktika — kawasan yang paling terpengaruh oleh perubahan iklim. 


Daerah pesisir dan laut tertutup seperti Laut Baltik juga mengalami penggelapan karena limpasan air hujan yang membawa nutrien dan sedimen dari daratan.


Sumber: Science Daily - The ocean seems to be getting darker


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama