Keadaan ini terbukti jauh lebih unik dari yang kita kira.

Ringkasan:
- Lucid dreaming adalah keadaan kesadaran baru, berbeda dari tidur REM dan kondisi terjaga, dengan pola gelombang otak unik.
- Gelombang beta dan gamma dominan dalam lucid dream, membuat mimpi terasa sadar, penuh kendali, dan bahkan lebih fokus daripada mimpi biasa.
- Aktivitas otak dalam lucid dream mirip efek psikedelik, tapi dengan tingkat kesadaran diri yang tetap terjaga dan lebih terkontrol.
PERNAHKAH kamu bermimpi dan sadar bahwa kamu sedang bermimpi?
Saat kamu menyadari bahwa kamu sedang bermimpi, kamu bisa melakukan hal-hal luar biasa di dunia mimpi—terbang, bertarung melawan monster, atau bahkan mengendalikan alur mimpi seperti sutradara film.
Bagi yang terjebak dalam mimpi buruk, kesadaran ini juga bisa jadi jalan keluar. Cukup "memerintah" dirimu untuk bangun.
Lucid dreaming, atau mimpi sadar, memang terasa seperti pengalaman di luar nalar. Kini, berkat penelitian baru, keadaan ini terbukti jauh lebih unik dari yang kita kira.
Tim peneliti dari Donders Center for Cognitive Neuroimaging di Radboud University Medical Center, Belanda, yang dipimpin oleh Çağatay Demirel, menemukan bahwa lucid dreaming bukan sekadar fase tidur biasa.
Lucid dreaming merupakan sebuah bentuk kesadaran baru yang terpisah dari tidur REM dan keadaan terjaga. Temuan ini dipublikasikan di Journal of Neuroscience.
"Penelitian ini membuka pintu untuk memahami lucid dreaming sebagai kondisi kesadaran kompleks, menunjukkan bahwa pengalaman sadar bisa muncul dari dalam tidur itu sendiri," ujar Demirel.
Untuk menggali misteri ini, para peneliti menggabungkan berbagai studi sebelumnya yang menggunakan sensor EEG (alat perekam aktivitas listrik otak), sehingga menciptakan basis data paling luas tentang lucid dreaming.
Hasilnya? Ada pola aktivitas otak yang khas ketika seseorang mengalami lucid dream, berbeda dari tidur REM biasa.
Lucid dreaming memperlihatkan lonjakan gelombang beta di bagian tengah kanan otak dan lobus parietal—area yang mengontrol kesadaran ruang, sentuhan, dan memori nonverbal.
Beta waves adalah gelombang otak berfrekuensi tinggi yang biasanya muncul saat kita berpikir aktif, mengambil keputusan, atau memecahkan masalah saat terjaga.
Inilah alasan mengapa dalam lucid dream, kita bisa memiliki kendali penuh: memilih terbang, mengubah latar, bahkan berbicara dengan tokoh dalam mimpi dengan kesadaran penuh.
Berbeda dengan tidur REM biasa, di mana kita lebih seperti penonton pasif dari pertunjukan aneh di otak kita.
Tak berhenti di situ, penelitian ini juga menemukan bahwa saat lucid dreaming, ada peningkatan gelombang gamma—gelombang otak tercepat yang terkait dengan fokus dan kesadaran tingkat tinggi.
Peningkatan ini terjadi di area precuneus, pusat otak yang mengatur pemikiran tentang diri sendiri.
Seperti Efek Psikedelik, tapi Lebih Dahsyat
Yang membuat temuan ini makin "trippy", aktivitas otak saat lucid dreaming ternyata mirip dengan yang terjadi saat seseorang mengonsumsi LSD atau ayahuasca.
Kedua zat psikedelik ini dikenal mampu mengubah persepsi dan membuat orang mengalami visualisasi intens dengan mata tertutup—sesuatu yang juga terjadi saat lucid dream.
Namun ada satu perbedaan besar: sementara psikedelik cenderung menghapus batas ego dan membuat orang kehilangan rasa diri, lucid dream justru mempertahankan—bahkan memperkuat—kesadaran diri dan kontrol.
Dalam kata lain, lucid dream bisa menawarkan pengalaman "high" yang lebih terstruktur dan sadar dibandingkan psikedelik.
Jadi, kalau kamu pernah mengalami lucid dream, anggap saja itu tiket VIP ke dunia alternatif—tanpa harus mengonsumsi apa pun!***
Sumber: Artikel asli dari Popular Mechanics - Lucid Dreaming Isn't Sleep or Wakefulness—It’s a New State of Consciousness, Scientists Find
Posting Komentar