Ilmuwan Temukan 25 Gen yang Diduga Picu OCD

Riset besar-besaran mengungkap bahwa OCD juga punya akar biologis yang jelas—termasuk 25 gen yang diduga berperan langsung dalam gangguan ini.


Riset besar-besaran mengungkap bahwa OCD juga punya akar biologis yang jelas—termasuk 25 gen yang diduga berperan langsung dalam gangguan ini.    Gambar ilustrasi: gstudioimagen/FreepikGambar ilustrasi: gstudioimagen/Freepik


Ringkasan: 

  • Ilmuwan mengidentifikasi 25 gen yang berkaitan erat dengan OCD melalui studi genetik terbesar sejauh ini.
  • Gen-gen ini berperan dalam fungsi otak seperti pengambilan keputusan, pengendalian emosi, dan pembentukan kebiasaan.
  • OCD ternyata punya keterkaitan genetik dengan kondisi lain seperti depresi, anoreksia, hingga asma dan migrain.


GANGGUAN obsesif-kompulsif alias OCD selama ini dianggap hanya masalah psikologis. Namun temuan para ilmuwan menemukan akar biologis terkait masalah tersebut.


Dipimpin oleh peneliti dari QIMR Berghofer dan University of Florida, tim menganalisis DNA lebih dari 53.000 orang dengan OCD.


Mereka juga membandingkannya dengan lebih dari dua juta individu tanpa diagnosis tersebut. Ini adalah studi genetika terbesar yang pernah dilakukan tentang OCD.


Hasil penelitian para ilmuwan itu dipublikasikan di jurnal Nature Genetics.


Dengan pendekatan genome-wide association studies (GWAS), peneliti menyisir seluruh genom untuk mencari perbedaan kecil yang umum terjadi pada penderita OCD. 


Mereka menemukan gen-gen yang aktif di area otak seperti striatum—bagian yang terkait erat dengan pembentukan kebiasaan dan munculnya perilaku kompulsif.


Temuan penting lainnya adalah hubungan antara OCD dan neuron spiny menengah di otak. Neuron ini jadi target banyak obat OCD yang ada saat ini. 


Fakta bahwa gen-gen yang ditemukan juga terkait dengan neuron tersebut memperkuat gagasan bahwa OCD bukan sekadar “masalah pikiran”, tapi juga biologis.


Studi ini juga menunjukkan bahwa gen OCD tumpang tindih dengan gangguan lain seperti kecemasan, depresi, anoreksia, bahkan sindrom Tourette. 


Yang mengejutkan, OCD juga terkait genetik dengan kondisi imun seperti asma dan migrain—namun punya risiko lebih rendah terhadap penyakit radang usus.


Dr. Carol A. Mathews dari University of Florida menyatakan bahwa pemahaman genetik ini membuka peluang menuju precision medicine, pengobatan yang disesuaikan dengan genetik pasien. 


Ini penting, karena pengobatan OCD saat ini belum cocok untuk semua orang dan sering butuh waktu lama untuk efektif.


Tim peneliti berencana mencari obat-obat yang sudah digunakan untuk kondisi lain, tapi mungkin juga ampuh untuk OCD. Dengan begitu, pengobatan bisa lebih cepat tersedia dan lebih relevan dengan kondisi biologis tiap individu.


Sumber: Interesting Engineering - Breakthrough study reveals 25 genes that may trigger obsessive-compulsive disorder


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama