Bukan Cuma Perasaan, Waktu Memang Melambat Saat Olahraga

Saat kamu merasa sudah 30 detik berkeringat, jam sebenarnya baru menunjukkan 27 detik. Rasanya capeknya dobel, tapi waktu belum juga maju!


Saat kamu merasa sudah 30 detik berkeringat, jam sebenarnya baru menunjukkan 27 detik. Rasanya capeknya dobel, tapi waktu belum juga maju!    Foto Ilustrasi: pressfoto/FreepikFoto Ilustrasi: pressfoto/Freepik


Ringkasan:

  • Studi menunjukkan kita cenderung melebih-lebihkan durasi waktu saat tubuh aktif bergerak, terutama saat olahraga berat.
  • Dalam uji coba, peserta yang harus mengalahkan “teman virtual” merasakan waktu paling lambat, bahkan hingga perbedaan 25 persen dari waktu sebenarnya.
  • Otak merespons olahraga intens seperti ancaman ringan, memperbesar kesadaran tubuh dan memperlambat persepsi waktu.


PERNAH merasa waktu seperti berjalan mundur saat lari di treadmill atau gowes sepeda statis? Ternyata kamu tidak sendirian, dan bukan cuma sugesti. 


Sebuah studi dari Inggris dan Belanda menunjukkan bahwa saat berolahraga, persepsi kita terhadap waktu benar-benar melambat – sekitar sembilan persen lebih lambat dari waktu sebenarnya. 


Penelitian ini melibatkan 33 peserta yang diminta memperkirakan durasi 30 detik saat mereka sedang mengayuh sepeda statis. Sebelum dan sesudah olahraga, mereka sedikit salah memperkirakan waktu. 


Tapi, saat berada di tengah-tengah aktivitas fisik, hasilnya mencolok: waktu terasa jauh lebih lambat dibanding kenyataan. Semakin keras usahanya, semakin besar selisih persepsi waktunya.


Percobaan dilakukan dalam tiga skenario: peserta bersepeda secepat mungkin, bersepeda bersama avatar teman virtual, dan mencoba mengalahkan avatar itu. 


Skenario terakhir menghasilkan efek pelambatan waktu paling signifikan – setelah mengayuh sejauh 2.500 meter, persepsi waktu bisa meleset hingga seperempat dari waktu nyata.


Lalu kenapa otak kita melakukan ini? Jawabannya, menurut para peneliti, bisa jadi karena olahraga itu menyakitkan – secara harfiah dan psikologis. 


Saat tubuh dalam kondisi stres atau terancam, seperti dalam olahraga intens, otak memasuki mode waspada tinggi, mirip reaksi saat kita berada dalam situasi bahaya. 


Dalam kondisi ini, waktu terasa melambat karena otak menyerap lebih banyak informasi sensorik dalam waktu yang lebih pendek.


Penelitian ini masih awal dan skalanya kecil, dengan peserta yang relatif bugar secara fisik. Tapi hasilnya membuka peluang baru untuk memahami bagaimana otak memproses waktu dalam konteks aktivitas fisik. 


Andrew Edwards, kepala School of Psychology and Life Sciences di Canterbury Christ Church University, menyebutkan, ada beberapa manfaat dari penelitian ini.  


Menurut peneliti utama studi ini, temuan tersebut bisa berguna untuk membuat olahraga terasa lebih menyenangkan, lebih efektif, atau bahkan digunakan untuk mendorong performa lebih tinggi.


Apakah ini berarti kita bisa "memanipulasi" waktu saat olahraga agar terasa lebih singkat? Mungkin belum. Tapi setidaknya sekarang kamu tahu kenapa tiap menit di treadmill terasa seperti satu episode penuh sinetron.***


Sumber: IFLScience - It's True: Time Really Does Move Slower When You're Exercising


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama