Untuk Kedua Kalinya, Pesawat Luar Angkasa AS Dekati Matahari

Parker Solar Probe milik NASA kembali mendekati Matahari dan berhasil mengirimkan datanya kembali ke Bumi.


Parker Solar Probe milik NASA kembali mendekati Matahari dan berhasil mengirimkan datanya kembali ke Bumi.    Ilustrasi Parker Solar Probe. Gambar: NASAIlustrasi Parker Solar Probe. Gambar: NASA


Ringkasan: 

  • Pesawat luar angkasa Parker Solar Probe milik NASA untuk kedua kalinya berhasil mendekati matahari.
  • Saat mendekati Matahari, pesawat itu mengumpulkan data ilmiah tentang angin surya dari dalam korona matahari.
  • Pesawat luar angkasa Parker Solar Probe dirancang dengan perisai panas khusus yang melindunginya dari panas matahari yang intens.


PARKER Solar Probe milik NASA berhasil menyelesaikan penerbangan jarak dekat keduanya untuk mendekati matahari.


Wahana antariksa seukuran mobil itu menukik dalam jarak 3,8 juta mil (6,1 juta kilometer) dari permukaan matahari dengan kecepatan 430.000 mil per jam (692.000 kilometer per jam).


Angka tersebut menyamai rekor bersejarah yang dibuatnya pada Malam Natal tahun lalu.


Saat terbang dekat pada Sabtu, 22 Maret 2025, Parker Solar Probe beroperasi secara otonom, dengan empat instrumen sainsnya diprogram untuk mengumpulkan data tentang angin matahari dari dalam korona matahari, lapisan terluar atmosfernya. 


Pada Selasa, 25 Maret 2025, wahana itu memancarkan sinyal sinyal, yang menandakan bahwa wahana itu dalam kondisi baik dan semua sistem berfungsi normal, kata NASA dalam sebuah pernyataan yang dikutip Live Science.


"Penerbangan lintas kedua pada jarak dan kecepatan ini memungkinkan wahana itu melakukan pengukuran ilmiah yang tak tertandingi terhadap angin matahari dan aktivitas terkait," bunyi pernyataan itu.


Orbit ke-23 Parker Solar Probe mencakup perihelion yang membawa wahana antariksa tersebut dalam jarak 3,8 juta mil dari Matahari. Gambar: NASA/Johns Hopkins APL/Steve GribbenOrbit ke-23 Parker Solar Probe mencakup perihelion yang membawa wahana antariksa tersebut dalam jarak 3,8 juta mil dari Matahari. Gambar: NASA/Johns Hopkins APL/Steve Gribben


Para ilmuwan berharap data jarak dekat yang dikumpulkan oleh wahana itu akan membantu mereka memprediksi cuaca luar angkasa dengan lebih baik.


Selain itu diharapkan bisa memecahkan misteri lama tentang bintang kita, seperti mengapa koronanya ratusan kali lebih panas daripada permukaannya saat meluas ke luar angkasa.


"Penelitian perintis misi ini menulis ulang buku teks tentang ilmu surya dengan pergi ke tempat yang belum pernah dikunjungi objek buatan manusia," kata Administrator NASA Janet Petro dalam pernyataan lainnya.


Pencapaian pesawat ruang angkasa yang memecahkan rekor itu menyoroti efektivitas pelindung panas khusus, yang melindungi wahana itu dari panas matahari yang menyengat.


Hal tersebut memungkinkan peralatan elektronik dan instrumennya berfungsi pada suhu ruangan — bahkan saat menghadap langsung ke bintang kita untuk mengumpulkan material surya.


"Tim yang luar biasa ini mewujudkan misi sains antariksa yang sangat sulit yang telah dipelajari, dan ditetapkan sebagai sesuatu yang mustahil, selama lebih dari 60 tahun."


Demikian kata Ralph Semmel, yang merupakan direktur Johns Hopkins Applied Physics Laboratory di Maryland, dalam pernyataan tersebut.


"Mereka melakukannya dengan memecahkan berbagai tantangan teknologi yang sudah ada sejak lama dan secara dramatis memajukan kemampuan penerbangan antariksa negara kita."


Parker Solar Probe, yang diluncurkan pada tahun 2018, dijadwalkan untuk melakukan satu kali terbang lintas lagi tahun ini dengan kecepatan dan jarak yang hampir sama dari matahari, pada tanggal 19 Juni. |Sumber: Live Science


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama