Gara-gara kitalah, kucing mendapat cap penakut.
Ringkasan:
- Kucing takut ketimun? Bukan sayurnya, tapi karena ketimun tiba-tiba muncul dari belakang pas mereka lagi santai makan. Kaget lah!
- Reaksi loncat-loncat itu tanda stres ekstrem, bukan lucu-lucuan. Kucing berpikir nyawanya terancam.
- Mau seru-seruan bareng kucing? Ikuti cara mereka bermain, jangan paksa mereka jadi bintang horor dadakan.
PERNAH lihat video viral kucing loncat kayak ninja gara-gara ketimun? Biasanya videonya begini: si kucing lagi tenang makan di lantai, tiba-tiba pas dia menoleh ke belakang—jreng!—ada ketimun.
Refleknya luar biasa: loncat, kabur, kadang sampai nyangkut di tirai. Lucu? Mungkin buat manusia. Tapi buat si kucing? Itu panik tingkat dewa.
Tapi sebenarnya, benarkah kucing takut pada ketimun?
Jawabannya, menurut para ahli perilaku kucing: tidak sesederhana itu.
Mitos Lama
Beberapa orang menduga bentuk ketimun yang panjang dan gelap mungkin mengingatkan kucing pada ular. Ini masuk akal secara evolusioner, karena nenek moyang kucing bisa saja diburu ular.
Tapi Katenna Jones, ahli perilaku hewan dari Jones Animal Behavior, tidak sepenuhnya setuju.
“Kucing saya bahkan nggak peduli waktu saya taruh ketimun, wortel, dan batang cokelat di dekatnya,” kata Jones, yang mengunggah eksperimennya sendiri ke YouTube.
Reaksi kucingnya? Paling banter cium-cium sebentar, lalu cuek.
Yang jelas, menurut Jones, kucing adalah hewan mangsa—bukan hanya predator. Jadi naluri mereka selalu siaga.
Saat mereka makan, itu momen paling rentan. Mereka menunduk, membelakangi ruangan, dan mempercayai bahwa tidak ada ancaman dari belakang.
Dan ketika tiba-tiba ada benda besar muncul diam-diam di belakang? Ya, tentu mereka panik.
Tak Lucu, Bikin Stres
Jane Ehrlich, konsultan perilaku kucing dari Cattitude Feline Behavior Counseling, menegaskan: kucing dalam video-video ketimun itu menunjukkan tanda stres berat.
Mereka melompat, membelakangi ancaman, bulu berdiri, punggung melengkung. Reaksi ini disebut “defensif fear response”—reaksi alami saat merasa terancam, bukan marah atau menyerang.
Kalau hanya sekali, mungkin kucing akan pulih. Tapi kalau sering dibikin kaget demi konten lucu-lucuan, bisa jadi mereka mengalami stres kronis, yang berujung pada gangguan perilaku, pencernaan, bahkan kerusakan hubungan dengan pemiliknya.
Kucing Juga Butuh Agensi
Alih-alih ngerjain kucing, para ahli menyarankan kita menikmati waktu bersama mereka dengan cara yang lebih sehat dan menyenangkan.
Misalnya:
- Ikuti cara kucing bermain. Ada yang suka main “burung” (mainan terbang), ada yang suka “reptil” (mainan darat).
- Biarkan kucing mengeksplorasi lingkungan dengan aman. Satu kucing Jones, misalnya, suka bantu merapikan tempat tidur tiap pagi.
- Hormati keinginan mereka. Kalau si kucing mau turun dari pangkuan, ya biarkan. Jangan tahan demi peluk-peluk egois.
Dan yang paling penting: jangan bikin kucing takut cuma demi ketawa kita. Seperti kata Jones: “Ketakutan itu tak lucu buat yang mengalaminya.”***
Sumber: Disadur dari Popular Science, “Are cats really afraid of cucumbers? We asked the experts.”
إرسال تعليق