Bingung Pilih Jenis Huruf untuk Desain? Peneliti dari Korea Berikan Hasil Analisisnya

Pemilihan font atau jenis huruf yang tepat berpengaruh pada keterbacaan, resonansi emosional, dan keseimbangan desain.


Pemilihan font atau jenis huruf yang tepat berpengaruh pada keterbacaan, resonansi emosional, dan keseimbangan desain.    Foto Ilustrasi: Diva Plavalaguna/PexelsFoto Ilustrasi: Diva Plavalaguna/Pexels


Ringkasan: 

  • Penelitian Universitas Hanyang, Korea, mengembangkan kerangka objektif untuk pemilihan dan penggabungan font.
  • Studi ini menganalisis 22.897 kasus penggunaan font dan 9.022 font dari berbagai media.
  • Hasilnya menunjukkan bahwa pemilihan font yang tepat mempengaruhi keterbacaan, resonansi emosional, dan keseimbangan desain.


ngarahNyaho - Pemilihan jenis huruf atau font bukanlah soal intuisi dan penilaian subjektif saja. Sebab itu, para peneliti Universitas Hanyang di Korea kembangkan kerangka kerja objektif untuk pemilihan dan pemasangan jenis huruf dalam desain.  


Untuk menetapkan prinsip-prinsip dasar penerapan tipografi dalam komunikasi visual, para peneliti menggunakan alat komputasi dan analisis jaringan.


Pilihan font memainkan peran penting dalam komunikasi visual, membentuk keterbacaan, resonansi emosional, dan keseimbangan desain secara keseluruhan di seluruh media. 


Menurut para peneliti, desainer secara tradisional mengandalkan aturan subjektif untuk memasangkan jenis huruf, seperti mencampur Serif dan Sans-Serif atau menciptakan kontras. 


Aturan-aturan ini sulit diformalkan dan sering kali hanya berlaku untuk sebagian kecil font.


Kemajuan terkini dalam model pembuatan fon berbasis AI telah difokuskan pada pembuatan dan prediksi jenis huruf daripada mempelajari penggunaan sistematisnya dalam pemasangan. 


Mengingat semakin bergantungnya pada perangkat komputasi dalam desain grafis, para peneliti mengeksplorasi karakteristik font dan aturan pemasangan yang dapat lebih mudah dimasukkan ke dalam teks yang dihasilkan dan proses desain.


Dalam studi, "Typeface Network and the Principle of Font Pairing," yang diterbitkan dalam Scientific Reports, para peneliti mengumpulkan 22.897 kasus penggunaan jenis huruf dan 9.022 font dari Fontsinuse.com.


Mereka menganalisis penggunaan jenis huruf di 19 media desain, termasuk desain web, majalah, branding, dan sampul album.


Elemen visual font (huruf besar, huruf kecil, simbol, dan angka) dianalisis menggunakan faktorisasi matriks non-negatif, yang mereduksi parameter desain font menjadi tiga dimensi yang dapat diinterpretasikan: 

  • Serif vs. Sans-Serif (sumbu X), 
  • Bentuk huruf Dasar vs. Dekoratif (sumbu Y), 
  • dan Terang vs. Tebal (sumbu Z).


Klasifikasi hutan acak diterapkan untuk membedakan antara font yang digunakan secara individual dan berpasangan. Plot Ketergantungan Parsial digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik font tertentu yang terkait dengan kecenderungan berpasangan di seluruh media.


Metode analisis jaringan, termasuk Proyeksi Jaringan Bipartit, digunakan untuk memodelkan pasangan font dalam setiap media. Dengan membandingkan pola dunia nyata dengan model acak, skor keaslian untuk font tunggal, berpasangan, dan triplet dihitung.


Font serif seperti Times New Roman mendominasi media cetak tradisional, seperti majalah dan terbitan berkala, dengan nilai MeanX sebesar 41,95, yang menunjukkan preferensi yang kuat untuk kategori font ini.


Media digital, seperti web dan seluler, lebih menyukai font Sans-Serif, seperti Helvetica dan Futura, dengan font yang lebih tebal mencapai nilai MeanZ lebih dari 30. 


Temuan ini sejalan dengan kebutuhan akan font yang lebih tebal dan lebih mudah dibaca di lingkungan layar yang lebih kecil, di mana kejelasan piksel sangat penting.


Helvetica menunjukkan frekuensi tinggi dalam sampul album dan produk konsumen fisik tetapi lebih jarang dalam film dan video. Dalam pencitraan merek dan identitas, font Sans-Serif tebal seperti Helvetica Neue mendapat peringkat tinggi.


Neue-Helvetica sering terlihat dalam kategori "Aplikasi Perangkat Lunak". Khususnya, sementara sebagian besar font memiliki keaslian negatif dalam domain "Web", Neue-Helvetica menunjukkan nilai positif yang signifikan.


Model hutan acak secara akurat memprediksi kecenderungan pemasangan font, dengan preferensi yang konsisten untuk kombinasi tertentu. 


Misalnya, konteks pencitraan merek dan identitas lebih menyukai font Sans-Serif tebal, sementara buklet dan pamflet sering kali memasangkan font Serif yang terang.


Font Sans-Serif sebagian besar dipasangkan dengan font Sans-Serif lainnya. Font dengan perbedaan dekoratif minimal biasanya dipasangkan dalam konteks web dan cetak. Font terang dan tebal sering dipadukan di semua media.


Analisis jaringan pasangan font mengidentifikasi Helvetica, Futura, dan Univers sebagai yang sering dipasangkan di berbagai konteks desain. 


Sebaliknya, font dekoratif seperti Cooper Black muncul dalam kelompok yang lebih kecil dan khusus di mana kontras antara gaya Terang dan Tebal memberikan fleksibilitas untuk penekanan dan nada. |Phys


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama