Ilmuwan Temukan Cara Mudah Cegah Camar Mencuri Makanan

Sebuah studi terbaru dari University of Exeter menemukan bahwa berteriak pada burung camar (herring gull) ternyata jauh lebih efektif mencegah mereka mencuri makanan dibanding hanya berbicara biasa. 


Sebuah studi terbaru dari University of Exeter menemukan bahwa berteriak pada burung camar (herring gull) ternyata jauh lebih efektif mencegah mereka mencuri makanan dibanding hanya berbicara biasa.Foto Ilustrasi: Jee Jong/Pixabay


Ringkasan

  • Teriakan manusia membuat camar lebih mungkin terbang menjauh dari makanan.
  • Suara manusia biasa (tidak berteriak) membuat camar lebih waspada, tetapi hanya berjalan menjauh.
  • Kicauan burung robin justru membuat banyak camar tetap bertahan di dekat makanan.


PENELITIAN yang dipimpin para peneliti dari University of Exeter ini menggunakan sebuah kotak Tupperware berisi kentang goreng untuk memancing perhatian camar. 


Begitu seekor camar mendekat, peneliti memutarkan salah satu dari tiga rekaman.


Pertama suara pria berteriak, suara pria berbicara dengan kalem menggunakan kata-kata yang sama (“No, stay away, that’s my food”), atau kicauan burung robin sebagai kontrol netral.


Dari total 61 camar di sembilan kota pesisir Cornwall, hampir 50% camar yang mendengar suara teriakan langsung terbang pergi dalam satu menit. 


Sebagai perbandingan, hanya 15% camar yang mendengar suara pria berbicara yang terbang, meskipun sebagian lainnya memilih berjalan menjauh karena tetap merasa ada bahaya.


Sebaliknya, ketika peneliti memutar suara robin, 70% camar tetap bertahan di dekat makanan, seolah sama sekali tidak merasa terancam.


Menariknya, seluruh rekaman diputar dalam volume yang sama. Jadi bukan kerasnya suara yang membuat camar takut, melainkan cara suara tersebut diucapkan.


Menurut Dr. Neeltje Boogert dari Centre for Ecology and Conservation, karakteristik akustik seperti intonasi dan ekspresi tampaknya bisa dideteksi oleh camar. 


Ini fenomena yang sebelumnya hanya dikenal pada hewan domestik seperti anjing, babi, atau kuda, makhluk yang sudah lama hidup berdampingan dengan manusia.


Dengan kata lain, camar kota mulai mempelajari “bahasa emosional” manusia, setidaknya dalam konteks suara ancaman.


Bagian penting lain dari riset ini adalah menegaskan bahwa tidak perlu kekerasan fisik untuk mengusir camar. Teriakan cukup efektif dan aman. 


Para peneliti menggunakan suara pria karena sebagian besar kasus kekerasan terhadap satwa liar dilakukan oleh laki-laki.


Boogert juga menekankan bahwa camar sudah sering “dijadikan penjahat”, padahal sebagian besar dari mereka tidak cukup berani untuk benar-benar mengambil makanan dari tangan orang. 


Mereka juga merupakan spesies yang masuk daftar perhatian konservasi.


Studi lain dari University of Exeter (2023) menunjukkan bahwa camar kota cenderung meniru perilaku makan manusia karena mereka mengasosiasikan manusia dengan sumber makanan yang mudah didapat. 


Mereka juga sangat pintar dalam mengamati arah pandangan manusia, jika manusia tidak memperhatikan, peluang mereka mencuri menjadi lebih besar (Conservation Physiology, 2023).


Selain itu, perubahan habitat pesisir akibat kegiatan manusia membuat camar semakin bergantung pada sumber makanan di area kota, termasuk makanan manusia (Royal Society Open Science, 2021).


Riset ini membuktikan bahwa cara kita berbicara dapat mempengaruhi respons satwa liar, bahkan burung liar yang cerdas seperti camar. 


Disadur dari University of Exeter.


Post a Comment

أحدث أقدم