Gerhana Matahari Total Bikin Burung Berkicau Seperti Kala Fajar

Dalam hitungan menit ketika siang berubah gelap, sebagian besar burung kehilangan orientasi waktu dan mulai berkicau seperti saat fajar.


Dalam hitungan menit ketika siang berubah gelap, sebagian besar burung kehilangan orientasi waktu dan mulai berkicau seperti saat fajar.Ilustrasi dibuat oleh AI.


Ringkasan

  • Peneliti dari Indiana University menemukan bahwa lebih dari separuh dari 52 spesies burung mengubah perilakunya selama gerhana matahari total 2024.
  • Banyak burung berkicau seperti saat pagi hari, menandakan jam biologis mereka sempat “tertipu” oleh kegelapan mendadak.
  • Studi ini merupakan penelitian paling komprehensif tentang dampak gerhana pada perilaku burung, dengan lebih dari 100.000 rekaman suara yang dianalisis menggunakan kecerdasan buatan.


GERHANA matahari total bukan cuma pertunjukan langit bagi manusia, bagi burung, fenomena ini adalah kebingungan besar. 


Saat bayangan bulan menutupi matahari dan langit siang berubah gelap selama empat menit, burung-burung di sepanjang jalur gerhana di Amerika Serikat bereaksi seolah malam tiba lebih cepat dari biasanya.


Peneliti dari Indiana University yang dipimpin oleh Liz Aguilar melihat kesempatan langka ini sebagai eksperimen alam yang sempurna. 


Mereka ingin tahu, bagaimana burung merespons ketika siklus terang-gelap terganggu secara tiba-tiba? 


Untuk itu, mereka melibatkan ribuan warga dalam proyek sains partisipatif dengan aplikasi SolarBird, yang memungkinkan pengguna mencatat perilaku burung secara langsung selama gerhana berlangsung. 


Hasilnya luar biasa, lebih dari 10.000 pengamatan dikumpulkan dari jalur gerhana yang membentang sejauh 5.000 kilometer.


Tak hanya itu, tim juga menempatkan alat perekam otomatis di berbagai titik di Indiana bagian selatan. Dari sana, mereka mengumpulkan hampir 100.000 rekaman suara burung sebelum, selama, dan sesudah gerhana. 


Semua data ini kemudian dianalisis dengan sistem kecerdasan buatan bernama BirdNET, yang dapat mengenali spesies burung dan menghitung intensitas vokalisasi mereka.


Hasilnya menunjukkan bahwa 29 dari 52 spesies yang terdeteksi menunjukkan perubahan perilaku vokal. 


Menjelang kegelapan total, 11 spesies justru lebih aktif bernyanyi; selama empat menit gelap total, 12 spesies bereaksi, sebagian terdiam, sebagian lain makin ribut. 


Namun momen paling menarik terjadi setelah matahari muncul kembali. Sebanyak 19 spesies langsung berkicau seolah menyambut fajar baru, menciptakan “pagi palsu” di tengah hari.


Beberapa contoh paling ekstrem datang dari burung hantu (barred owl) yang memanggil empat kali lebih sering dari biasanya, dan robin, penyanyi khas waktu subuh, yang berkicau enam kali lebih banyak. 


Menurut para ilmuwan, pola ini menunjukkan bahwa gerhana sempat mengatur ulang ritme sirkadian mereka, membuat burung-burung mengira hari telah berganti.


Fenomena ini tidak hanya menarik bagi pengamat burung, tapi juga bagi ilmuwan yang mempelajari biologi ritme alami (chronobiology). 


Menurut Science (2025), penelitian ini membantu memahami bagaimana makhluk hidup merespons gangguan mendadak dalam lingkungan mereka,  dari lampu buatan di kota hingga perubahan iklim yang memengaruhi waktu migrasi.


Menariknya, efek “pagi palsu” ini bukan kali pertama diamati. Catatan sejarah dari gerhana 1900-an di Eropa juga menyebutkan burung-burung tiba-tiba bernyanyi saat langit mendadak terang kembali. 


Namun, baru kali ini fenomena itu dibuktikan secara ilmiah dengan dukungan data dan AI berskala besar.


“Gerhana seperti tombol ‘reset’ kecil bagi alam,” kata Aguilar. “Selama beberapa menit, dunia gelap, dan ketika cahaya kembali, burung-burung menganggapnya sebagai awal yang baru.”


Disadur dari Sci.News.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama