Ilmuwan Sadap Suara Rahasia Gelombang Laut

Laut ternyata punya suara rahasia yang tak bisa kita dengar. Para ilmuwan kini berhasil “menyadap” gelombang akustik ultra-rendah, disebut infrasound, yang dihasilkan dari hempasan ombak. 


Laut ternyata punya suara rahasia yang tak bisa kita dengar. Para ilmuwan kini berhasil “menyadap” gelombang akustik ultra-rendah, disebut infrasound, yang dihasilkan dari hempasan ombak.Foto Ilustrasi: Emiliano Arano/Pexels


Ringkasan 

  • Peneliti berhasil mendeteksi suara infrasound dari ombak besar secara detail menggunakan sensor darat.
  • Suara laut ini bisa membantu memantau kondisi laut dan atmosfer dari kejauhan.
  • Temuan ini berpotensi meningkatkan keselamatan maritim dan riset cuaca global.


PENELITIAN yang dipimpin tim dari University of California, Santa Barbara membuka jalan baru dalam memahami bagaimana suara lautan bisa memberi tahu banyak hal tentang cuaca, badai, bahkan atmosfer atas bumi.


Setiap kali ombak pecah di pantai, sebenarnya terjadi konser alam dalam frekuensi rendah yang tak terdengar manusia. Suara itu merambat sebagai gelombang infrasound di udara dan gelombang seismik di tanah. 


Menurut Stephen Arrowsmith, ahli geosains dari Southern Methodist University di Texas, “Untung saja kita tak bisa mendengarnya. Kalau bisa, dunia ini akan terus berdengung tanpa henti.”


Namun, justru karena “keheningan” itulah para ilmuwan tertarik untuk memecahkannya. Sebuah tim dari UC Santa Barbara, yang biasanya meneliti gunung berapi, mencoba hal baru: memantau ombak lewat suara. 


“Kampus kami dekat pantai, jadi ide ini muncul secara alami,” kata Robin Matoza, ilmuwan Bumi yang memimpin studi tersebut.


Mereka memasang jaringan sensor infrasound di tepi pantai Santa Barbara—mulai dari satu alat yang bekerja selama 10 bulan hingga eksperimen intensif 6 hari dengan 12 sensor dan satu seismometer. 


Dengan bantuan video GoPro, tim memadukan data visual dan suara untuk menemukan “tanda tangan” unik dari setiap ombak yang pecah.


Hasilnya menakjubkan: dalam satu hari, sensor dapat mendeteksi puluhan ribu kejadian ombak individu. Menariknya, hanya ombak setinggi minimal dua meter yang menghasilkan sinyal infrasound cukup kuat untuk terdeteksi. 


Musim dingin, ketika badai Samudra Pasifik menghantam California, menjadi “konser” terbesar di seluruh catatan mereka.


Dengan menghitung waktu tibanya gelombang suara di setiap sensor, para peneliti dapat menentukan lokasi sumber ombak, yang ternyata paling sering berasal dari gugusan karang dangkal di lepas pantai. 


“Fitur dasar laut seperti terumbu karang tampaknya menjadi sumber suara yang paling efisien,” jelas Jeremy Francoeur, geolog yang memimpin penelitian ini untuk tesis masternya.


Penemuan ini, yang dipublikasikan di Geophysical Journal International, bukan hanya soal ombak. 


Ini bisa menjadi cara baru untuk memantau laut dari darat, terutama saat malam atau kabut tebal menutupi pandangan kamera dan satelit. Sensor akustik bisa bekerja nonstop, tanpa terganggu kondisi cuaca.


Lebih jauh lagi, karena gelombang infrasound menembus hingga ke atmosfer atas, para ilmuwan berharap bisa menggunakannya untuk mendeteksi perubahan cuaca dan pola angin di stratosfer


Seperti yang dijelaskan Matoza, “Kalau kita punya sinyal yang berulang, kita bisa memantau perubahan kecil di atmosfer dari cara gelombang itu bergetar.”


Teknologi ini mungkin akan menjadi alat masa depan dalam studi interaksi laut-atmosfer, memperkuat sistem peringatan dini badai, dan memperluas cara kita memahami “suara” planet Bumi yang selama ini tersembunyi di luar jangkauan telinga manusia.


Disadur dari Eos


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama