Ilmuwan Kembangkan Chip 6G, 10.000 Kali Lebih Ngebut dari 5G

Chip mampu mentransfer data lebih dari 100 gigabit per detik alias10.000 kali lebih cepat dibanding jaringan 5G terbaik saat ini.


Chip mampu mentransfer data lebih dari 100 gigabit per detik alias10.000 kali lebih cepat dibanding jaringan 5G terbaik saat ini.Ilustrasi: Freepik


Ringkasan

  • Chip 6G terbaru bisa bekerja di sembilan frekuensi berbeda, dari 0,5 hingga 110 GHz.
  • Kecepatan transmisinya menembus 100 gigabit per detik, bahkan di area pedesaan yang biasanya lelet.
  • Teknologi ini pakai pendekatan elektro-fotonik, memadukan cahaya dan listrik untuk hasil stabil.


SAAT ini, 5G jadi standar emas telekomunikasi, dengan kecepatan terbaik di AS mencapai 299,36 megabit per detik pada pertengahan 2025.


Bandingkan dengan 6G yang digadang siap meluncur sekitar tahun 2030—teknologi ini dirancang untuk melaju ribuan kali lebih cepat. Masalahnya, perangkat saat ini tidak sanggup menangkap beragam frekuensi yang dipakai 6G.


Nah, chip baru berukuran hanya 1,7 x 11 mm ini jadi solusi. Semua spektrum nirkabel, mulai dari microwave, millimeter wave (mmWave), hingga terahertz (THz), bisa diakses dalam satu perangkat.


Hasilnya? Komunikasi tetap stabil di seluruh spektrum. Demikian menurut hasil studi yang diterbitkan di Nature pada 27 Agustus 2025.


Untuk membayangkan kecepatannya, bayangkan 1.000 smartphone dengan chip ini bisa streaming video 8K bersamaan tanpa nge-lag.


Chip ini fleksibel, bisa menyesuaikan frekuensi sesuai kebutuhan—ibarat jalan raya super lebar dengan banyak jalur, sehingga lalu lintas data tidak macet meski padat pengguna.


Kebanyakan hardware nirkabel hanya bekerja di frekuensi sempit. Jadi, jika langsung dipaksa 6G, butuh banyak sistem tambahan, mahal dan rumit. Solusinya, para peneliti menggunakan pendekatan elektro-fotonik.


Sinyal nirkabel diubah jadi sinyal optik lewat modulator elektro-optik, lalu diproses dengan osilator optoelektronik yang bisa menghasilkan radio frequency dari gelombang mikro hingga THz.


Chip ini dibuat dari thin-film lithium niobate (TFLN), material yang makin populer karena bisa memodulasi cahaya lebih cepat, bandwidth lebih besar, dan latensi lebih rendah dibanding material lama.


Apa artinya buat kita? Pertama, jaringan di desa atau area terpencil yang selama ini lambat bisa ditingkatkan drastis.


Kedua, koneksi stabil di tempat ramai—misalnya konser atau stadion—karena chip ini bisa berpindah spektrum secara adaptif.


Lebih jauh lagi, frekuensi tinggi seperti mmWave dan sub-THz bisa dipakai untuk aplikasi canggih, AI real-time, mobil otonom, sampai telemedis jarak jauh.


Sementara frekuensi rendah tetap menjaga cakupan luas agar jaringan bisa menjangkau semua orang.


Meski chip ini menjanjikan, infrastrukturnya belum siap. Layaknya 5G dulu, butuh investasi besar dalam menara pemancar, server, hingga regulasi internasional sebelum 6G bisa dipakai massal.


Namun, kata Wang Xingjun dari Peking University, teknologi ini punya potensi besar untuk disematkan ke perangkat masa depan.


Singkatnya, chip 6G ini bukan sekadar upgrade, tapi revolusi. Kalau sekarang Anda masih kesal nunggu buffering video, bayangkan 10 tahun lagi—semua bisa berjalan secepat kilat.


Disadur dari Live Science.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama