Di AS, Dokter yang Kerap Dikeluhkan Pasien Sering Terima Duit Industri

Sebuah studi oleh Johns Hopkins dan Vanderbilt menemukan bahwa dokter yang sering mendapat keluhan pasien lebih besar kemungkinan menerima bayaran nonriset dari industri, seperti perusahaan farmasi.


Sebuah studi oleh Johns Hopkins dan Vanderbilt menemukan bahwa dokter yang sering mendapat keluhan pasien lebih besar kemungkinan menerima bayaran nonriset dari industri, seperti perusahaan farmasi.Ilustrasi dibuat oleh AI.


Ringkasan 

  • Dokter yang sering dikeluhkan pasien justru lebih banyak cenderung menerima pembayaran industri lebih besar.
  • Laki-laki dan dokter di praktik nonakademik lebih sering menerima pembayaran besar.
  • Peneliti merekomendasikan peninjauan konflik kepentingan dan umpan balik sejawat untuk menjaga profesionalisme.


PENELITIAN yang dipublikasikan di JAMA Network Open ini menggabungkan dua basis data besar, Patient Advocacy Reporting System (PARS) dan Open Payments Program.


Sietem PARS mencatat keluhan pasien, sementara Open Payments Program melacak pembayaran dari industri kepada dokter.


Kedua sistem ini biasanya digunakan terpisah, PARS untuk memantau potensi risiko perilaku dokter, dan Open Payments untuk transparansi keuangan.


Namun dalam studi kali ini dikaitkan untuk melihat apakah ada hubungan di antara keduanya.


Data penelitian mencakup 71.944 dokter di seluruh AS dari 2015 hingga 2020. 


Keluhan pasien diukur dengan skor PARS Index, sedangkan pembayaran industri dikategorikan menjadi tiga kelompok per tahun: $0, $1– $4.999, dan $5.000 atau lebih.


Hasilnya, 68,3% dokter menerima setidaknya satu pembayaran dari industri, dan 11,2% menerima lebih dari $5.000 dalam setahun. 


Tren yang muncul jelas, semakin tinggi tingkat keluhan pasien, semakin besar kemungkinan dokter tersebut menerima bayaran besar. 


Bahkan, dokter di kategori keluhan tertinggi (skor ≥51) memiliki peluang 1,69 kali lipat menerima pembayaran ≥ $5.000 dibandingkan dokter tanpa keluhan.


Faktor lain yang berperan adalah gender dan jenis praktik. Dokter laki-laki lebih mungkin menerima pembayaran besar, dengan peluang hampir dua kali lipat (OR 1,90) dibandingkan perempuan, terlepas dari riwayat keluhan. 


Selain itu, dokter di praktik nonakademik juga sedikit lebih berisiko (OR 1,15) menerima pembayaran besar dibandingkan rekan mereka di institusi akademik.


Bayaran industri bukan hal ilegal, bisa berupa honorarium untuk ceramah, konsultasi, atau biaya perjalanan, namun bisa menimbulkan conflict of interest yang memengaruhi keputusan klinis. 


Jika dokter yang sudah sering dikeluhkan pasien juga memiliki hubungan finansial besar dengan industri, risiko terhadap keselamatan pasien dan kepercayaan publik bisa meningkat.


Para peneliti merekomendasikan agar dokter dengan tingkat keluhan tinggi mendapat review konflik kepentingan yang lebih ketat dan intervensi umpan balik sejawat. 


Langkah ini diharapkan dapat memperkuat etika profesional dan menjaga kepercayaan pasien terhadap layanan kesehatan.


Fenomena ini juga menjadi pengingat penting bahwa profesionalisme dokter tidak hanya diukur dari kemampuan medis, tapi juga dari transparansi dan integritas dalam hubungan dengan pihak luar, terutama yang memiliki kepentingan bisnis.


Disadur dari Medical Xpress.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama