Babi Mulai Suka 'Nongkrong' di Dapur Manusia Sejak 8.000 Tahun Lalu

 Penelitian terbaru mengungkap bahwa proses penjinakan babi pertama kali terjadi lebih dari 8.000 tahun lalu di Cina Selatan.


Penelitian terbaru mengungkap bahwa proses penjinakan babi pertama kali terjadi lebih dari 8.000 tahun lalu di Cina Selatan.Foto Ilustrasi: DejaVu Designs/Freepik


Ringkasan

  • Penjinakan babi dimulai di wilayah Sungai Yangtze bagian bawah, lebih dari 8.000 tahun lalu, lewat interaksi dengan manusia, bukan karena dijinakkan secara langsung.
  • Bukti berasal dari plak gigi fosil babi yang mengandung sisa makanan manusia seperti nasi, ubi, dan bahkan telur cacing parasit dari kotoran manusia.
  • Temuan ini menunjukkan jalur “komensalisme” dalam domestikasi: hewan mendekati manusia karena tertarik pada sumber makanan, bukan karena dipelihara sejak awal.


SUDAH sejak lama Cina dikenal sebagai salah satu pusat awal domestikasi hewan, termasuk babi. Tapi kapan dan bagaimana babi liar berubah jadi babi rumahan selalu jadi misteri. 


Kini, tim peneliti internasional yang dipimpin oleh Dr. Jiajing Wang dari Dartmouth College menemukan jawabannya lewat plak gigi babi!


Yup, tim ini meneliti kalkulus gigi (plak yang mengeras) dari 32 fosil babi yang ditemukan di dua situs purbakala di Cina selatan, Jingtoushan (8.300–7.800 tahun lalu) dan Kuahuqiao (8.200–7.000 tahun lalu). 


Lewat analisis mikrofosil, mereka menemukan jejak makanan manusia di gigi babi, dari nasi matang, ubi, biji-bijian, rumput liar, sampai acorn (biji pohon ek).


Dan yang lebih mengejutkan, di gigi babi itu juga ditemukan telur cacing cambuk manusia (whipworm) — biasanya berasal dari kotoran manusia. 


Artinya? Babi-babi itu kemungkinan makan sisa makanan, minum air tercemar, atau makan kotoran manusia.


“Babi tak bisa masak sendiri, jadi jelas mereka dapat makanan matang dari manusia,” kata Dr. Wang. 


Ini jadi bukti kuat bahwa babi sudah hidup berdampingan dengan manusia, kemungkinan berkeliaran bebas di sekitar perkampungan untuk mencari sisa makanan.


Babi Liar vs Babi Sosial


Babi liar zaman dulu adalah makhluk besar, galak, dan hidup di hutan. Tapi, menurut penelitian ini, ada beberapa yang “lebih ramah” dan mulai hidup dekat manusia karena, ya, akses makanan lebih gampang. 


Seiring waktu, tubuh mereka jadi lebih kecil, otaknya juga mengecil hingga sepertiga, dan sifatnya pun makin jinak.


Inilah proses komensalisme, hewan tertarik pada kehidupan manusia karena ada keuntungan — seperti tempat tinggal aman dan makanan melimpah. 


Jadi, bukan manusia yang menjinakkan mereka, tapi mereka yang memilih untuk tinggal dekat manusia. Mirip kayak kucing liar yang suka nongkrong di warung makan.


Menariknya, struktur gigi beberapa babi dari dua situs itu juga sudah mirip dengan babi rumahan modern. 


Ini menunjukkan bahwa beberapa babi sudah mulai mengalami perubahan fisik karena beradaptasi dengan hidup berdampingan bersama manusia.


Penemuan ini sejalan dengan teori domestikasi komensal yang juga berlaku pada hewan lain seperti anjing dan kucing. 


Menurut National Geographic, anjing pertama juga bukan ditangkap lalu dijinakkan, melainkan ikut manusia karena tertarik makanan sisa dari perkampungan manusia purba.


Selain itu, jurnal Nature Ecology & Evolution (2017) juga menyebut bahwa domestikasi hewan bisa dimulai dari perubahan perilaku dulu, baru kemudian diikuti perubahan bentuk tubuh — seperti yang terjadi pada babi dalam studi ini.


Sumber: Sci.News - Pigs Were Domesticated from Wild Boars in South China over 8,000 Years Ago


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama