Galaksi Kerdil yang Menyalakan 'Lampu' Pertama di Alam Semesta

Bukan galaksi raksasa atau lubang hitam supermasif, melainkan galaksi kecil alias galaksi kerdil yang justru memancarkan cukup cahaya untuk mengakhiri “zaman kegelapan” pasca Big Bang. 


Bukan galaksi raksasa atau lubang hitam supermasif, melainkan galaksi kecil alias galaksi kerdil yang justru memancarkan cukup cahaya untuk mengakhiri “zaman kegelapan” pasca Big Bang.Gambar ilustrasi dibuat oleh AI


Ringkasan: 

  • Galaksi kerdil ternyata jadi sumber utama cahaya di awal alam semesta, bukan galaksi besar atau lubang hitam.
  • Cahaya dari galaksi ini cukup kuat untuk "menyibak" kabut hidrogen yang menyelimuti alam semesta.
  • Hasil ini berasal dari data James Webb Telescope yang menyoroti galaksi mini di gugus Abell 2744.


SESAAT setelah Big Bang, alam semesta hanyalah gumpalan plasma panas dan gelap. Meski cahaya mulai muncul, foton-foton itu tak bisa menembus kabut elektron bebas yang memenuhi ruang.


Alam semesta gelap gulita. 


Baru sekitar 300 ribu tahun kemudian, saat suhu menurun, elektron dan proton mulai bergabung membentuk hidrogen netral—dan semesta pun mulai sedikit “transparan”.


Namun saat itu, nyaris tak ada sumber cahaya. Lalu, bintang-bintang pertama terbentuk dari gas hidrogen dan helium. 


Bintang-bintang inilah yang mulai memancarkan cahaya ultraenergetik, cukup kuat untuk mengionisasi kembali hidrogen dan membuat alam semesta terang benderang. 


Proses ini disebut reionisasi. Reionisasi ini selesai kira-kira 1 miliar tahun setelah Big Bang—periode ini dikenal sebagai “cosmic dawn”. 


Tapi apa yang memproduksi cahaya sebanyak itu? Selama ini ilmuwan curiga pelakunya adalah galaksi raksasa atau lubang hitam superaktif. Tapi ternyata, jawabannya jauh lebih mungil.


Berkat teleskop James Webb dan bantuan gravitasi dari gugus galaksi Abell 2744 (yang berfungsi sebagai "lensa kosmik" alami), para ilmuwan bisa melihat galaksi-galaksi kerdil superjauh dari masa awal semesta.


Dipimpin oleh astrofisikawan Hakim Atek, tim peneliti menemukan bahwa galaksi kerdil ini tak hanyajumlahnya 100 kali lebih banyak dari galaksi besar.


Namun selain itu, galaksi ini juga memancarkan sinar pengion empat kali lebih besar dari yang diperkirakan. Jadi meskipun kecil, mereka ramai-ramai menghasilkan cukup energi untuk menerangi seluruh alam semesta.


“Meski ukurannya mungil, mereka adalah pembangkit energi yang sangat produktif,” kata Atek. “Jumlahnya yang luar biasa pada masa itu cukup untuk mengubah kondisi seluruh alam semesta.”


Penemuan ini menjadi bukti terbaik sejauh ini untuk menjelaskan proses reionisasi, tapi para ilmuwan belum berhenti. 


Mereka baru meneliti satu bagian kecil langit. Selanjutnya, mereka akan melihat lebih banyak area “berlensa kosmik” untuk memastikan bahwa sampel ini mewakili keseluruhan.


“Sekarang kita memasuki wilayah yang belum pernah dijelajahi bersama James Webb,” kata Themiya Nanayakkara dari Swinburne University. 


“Penelitian ini justru membuka lebih banyak pertanyaan menarik yang perlu dijawab.”


Sumber: Science Alert - We Now Know What Switched The Lights on at The Dawn of Time


Post a Comment

أحدث أقدم