Tim MIT menciptakan membran setipis 10 nanometer dari bahan yang menghasilkan arus listrik saat terjadi perubahan suhu.
Film yang baru dikembangkan ini dapat memungkinkan perangkat penginderaan inframerah jauh (IR) yang lebih ringan, lebih portabel, dan sangat akurat. Foto: Adam Glanzman/DMSE MIT
Ringkasan:
- Insinyur MIT mengembangkan film pyroelectric ultra-tipis yang bisa mendeteksi panas tanpa alat pendingin, membuka jalan bagi kacamata night vision ringan dan stylish.
- Film ini setipis 10 nanometer dan tetap sensitif terhadap radiasi inframerah jauh, setara dengan alat night vision kelas atas saat ini.
- Teknologi ini juga punya potensi besar untuk diterapkan di bidang lingkungan, biologi, astronomi, hingga elektronik fleksibel masa depan.
KACAMATA night vision yang biasanya tebal, berat, dan seperti helm tempur kini punya saingan baru: lembaran tipis seukuran sehelai kulit yang dikembangkan oleh para insinyur di MIT.
Teknologi ini tidak hanya membuat penglihatan malam jadi lebih ringan dan ramping, tapi juga membuka peluang baru untuk alat-alat sensor canggih yang bisa dipakai langsung di tubuh.
Tim MIT menciptakan membran setipis 10 nanometer dari bahan pyroelectric, yaitu material yang menghasilkan arus listrik saat terjadi perubahan suhu.
Nah, arus ini muncul bukan karena listrik biasa, tapi karena perubahan radiasi inframerah jauh—jenis radiasi yang biasanya digunakan dalam night vision. Hebatnya, film ini tetap bekerja optimal tanpa perlu alat pendingin.
Sebagai perbandingan, kacamata night vision konvensional bekerja menggunakan material fotodetektor yang memerlukan suhu sangat rendah, kadang sampai pakai nitrogen cair!
Tujuannya, menghindari gangguan sinyal akibat “kebisingan” dari suhu lingkungan. Inilah yang bikin alat-alat night vision jadi berat dan mahal. Tapi dengan film baru ini, semua itu bisa disederhanakan.
Hasil uji coba awal menunjukkan bahwa kepekaan film pyroelectric ini sebanding dengan teknologi night vision tercanggih saat ini. Bedanya, versi MIT ini lebih tipis, lebih ringan, dan bisa langsung dipasang ke kacamata biasa.
Bahkan menurut peneliti Xinyuan Zhang, dalam versi idealnya, teknologi ini bisa digunakan untuk mobil otonom yang harus melihat dalam kondisi berkabut atau malam hari.
Tapi tidak berhenti di situ. Para peneliti juga melihat potensi besar film ini dalam bidang lain seperti pemantauan lingkungan, deteksi biologis, dan pengamatan benda-benda langit yang memancarkan inframerah jauh.
Ke depannya, teknik ini bisa dikembangkan untuk membuat film semikonduktor tipis lain yang bisa dipakai di lensa kontak pintar, kain sensor wearable, sel surya elastis, hingga layar fleksibel.
Zhang menjelaskan bahwa agar film ini bisa menjadi sistem night vision yang utuh, ia perlu digabungkan dengan rangkaian pembaca sinyal dan diuji di berbagai kondisi nyata.
Tapi satu hal sudah jelas: masa depan night vision tak lagi gelap, besar, dan mahal—melainkan tipis, ringan, dan penuh potensi.***
Sumber: E+T Engineering & Technology - Night-vision glasses could be made sleek and wearable with breakthrough film from MIT
Posting Komentar