Para fisikawan baru saja menemukan dua tabrakan lubang hitam yang langka, dan temuan ini lagi-lagi membuat Albert Einstein terbukti benar.
Ringkasan
- Dua merger lubang hitam (Oktober dan November 2024) menunjukkan tanda-tanda kuat bahwa lubang hitam besar di tiap pasangan merupakan hasil tabrakan terdahulu.
- Kedua lubang hitam besar itu berputar sangat cepat dan massanya jauh lebih besar daripada pasangannya.
- Gelombang gravitasi yang terekam sesuai dengan prediksi Einstein tentang bagaimana ruang dan waktu akan berperilaku di sekitar lubang hitam berotasi cepat.
DALAM dua peristiwa yang terjadi hanya berselang sebulan, ilmuwan mendeteksi adanya “lubang hitam generasi kedua,” yaitu lubang hitam yang kemungkinan terbentuk dari hasil tabrakan lubang hitam sebelumnya.
Dua peristiwa ini, yang diamati lewat kolaborasi detektor gelombang gravitasi LIGO–Virgo–KAGRA, tercatat dalam The Astrophysical Journal Letters pada 28 Oktober 2024.
Gelombang gravitasi adalah riak kecil dalam ruang dan waktu yang terjadi ketika benda-benda supermasif seperti lubang hitam bertabrakan.
Menurut Stephen Fairhurst, profesor fisika dari Cardiff University dan anggota LIGO, hasil ini adalah “bukti menggoda bahwa lubang hitam besar dalam merger tersebut terbentuk dari tabrakan lubang hitam sebelumnya.”
Dengan kata lain, kita mungkin menyaksikan lubang hitam yang sudah “veteran”, pernah bertabrakan sekali, lalu ikut tabrakan lagi.
Peristiwa pertama, GW241011, terjadi pada 11 Oktober 2024. Dua lubang hitam dengan massa masing-masing enam dan dua puluh kali massa Matahari bertabrakan sekitar 700 juta tahun cahaya dari Bumi.
Lubang hitam yang lebih besar berputar begitu cepat hingga menjadi salah satu yang tercepat yang pernah ditemukan.
Sebulan kemudian, 10 November 2024, ilmuwan mendeteksi merger kedua, GW241110, yang melibatkan lubang hitam bermassa delapan dan tujuh belas kali Matahari.
Lebih menarik lagi, lubang hitam yang besar kali ini berputar berlawanan arah dengan orbitnya, fenomena yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Dari ratusan tabrakan lubang hitam yang terdeteksi sejak 2015, dua peristiwa ini menonjol karena perbedaan ukuran dan arah putaran yang ekstrem.
Para peneliti menduga, perbedaan itu hanya mungkin terjadi jika lubang hitam besar tersebut hasil tabrakan berlapis-lapis atau hierarchical merger, sesuatu yang lazim di lingkungan padat seperti gugus bintang tua.
“Temuan ini salah satu yang paling seru sejauh ini,” kata astrofisikawan Jess McIver dari University of British Columbia.
“Ini menunjukkan bahwa di beberapa bagian alam semesta, bintang-bintang mati bertabrakan seperti di jalan tol kosmik yang padat.”
Selain itu, gelombang gravitasi dari peristiwa GW241011 memberikan “nada” yang unik, semacam dengungan atau hum seperti overtone pada alat musik, akibat perbedaan besar antara ukuran dua lubang hitam yang bertabrakan.
Analisis pola ini menunjukkan deformasi pada lubang hitam besar yang berputar sangat cepat, persis seperti yang dijelaskan dalam teori relativitas umum Einstein dan solusi matematika Roy Kerr tentang lubang hitam berotasi.
Dengan kata lain, setiap riak ruang-waktu yang tertangkap menjadi semacam konser alam semesta yang membuktikan rumus Einstein masih tak tergoyahkan, bahkan setelah lebih dari seabad.
Disadur dari Live Science.

Posting Komentar