Cara Kamu Bernapas Saat Tidur Bisa Pengaruhi Daya Ingatmu

Ternyata, cara kita bernapas saat tidur bisa menentukan seberapa kuat otak menyimpan ingatan. 


Ternyata, cara kita bernapas saat tidur bisa menentukan seberapa kuat otak menyimpan ingatan.

Foto Ilustrasi: diana.grytsku/Freepik


Ringkasan


HASIL penelitian baru yang diterbitkan di jurnal PNAS menemukan, ritme pernapasan saat tidur non-REM berperan penting dalam menyinkronkan gelombang otak di hippocampus.


Kondisi tersebut bisa membantu otak memperkuat ingatan. Dengan kata lain, napas bisa jadi “metronom” alami yang menjaga memori tetap utuh saat kita terlelap.


Selama tidur, otak kita tidak benar-benar “mati”. Ia justru beralih ke mode penyimpanan, menata ulang informasi dan pengalaman dari hari itu. 


Di pusat memori otak, hippocampus, tiga jenis gelombang bekerja sama untuk memperkuat ingatan: slow waves, sleep spindles, dan ripples. 


Ketiganya harus tersinkron dengan baik agar proses “simpan ke memori jangka panjang” berjalan sempurna. Dan kini, para ilmuwan menemukan bahwa napas kita lah yang mungkin mengatur tempo dari ketiganya.


Dalam penelitian yang dilakukan oleh tim dari University of California, para partisipan tidur dengan alat perekam yang melacak aliran udara hidung dan aktivitas listrik di hippocampus


Hasilnya mengejutkan: ritme otak ternyata berdenyut dalam tempo yang sama dengan napas, sekitar satu siklus setiap 3–6 detik. Dengan kata lain, otak dan paru-paru berdansa dalam tempo yang sama.


Analisis lebih lanjut menggunakan metode Granger causality menunjukkan bahwa arah pengaruh datang dari napas ke otak, bukan sebaliknya. 


Artinya, napas benar-benar “mengatur” irama gelombang otak yang berperan dalam pembentukan memori. 


Saat seseorang menarik dan menghembuskan napas, lonjakan aktivitas otak yang disebut ripples muncul pada fase tertentu dalam siklus napas. 


Ripples inilah yang diyakini sebagai momen di mana otak “memutar ulang” kenangan untuk disimpan ke jangka panjang.


Yang menarik, ketika napas dan gelombang otak selaras sempurna, ingatan cenderung lebih kuat. 


Sebaliknya, gangguan pernapasan seperti sleep apnea bisa mengacaukan irama ini, menyebabkan otak kehilangan sinkronisasi dan mengganggu proses penguatan memori. 


Ini memberi alasan baru kenapa kualitas tidur — bukan hanya durasinya — begitu penting bagi kesehatan kognitif.


Temuan yang diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) ini menambah bukti bahwa pernapasan bukan sekadar aktivitas mekanis untuk memasok oksigen. 


Napas juga berperan dalam mengatur sinyal-sinyal saraf yang menghubungkan hidung, batang otak, dan hippocampus


Penelitian lain dari University of Aarhus (2023) bahkan menunjukkan bahwa latihan pernapasan teratur dapat meningkatkan fokus dan daya ingat melalui peningkatan sinkronisasi gelombang otak.


Para peneliti menekankan bahwa penelitian ini masih tahap awal, karena dilakukan pada pasien yang sudah memiliki elektroda di otaknya untuk keperluan medis. 


Namun, langkah selanjutnya akan menguji apakah mengubah pola pernapasan saat tidur, misalnya lewat terapi atau latihan pernapasan, benar-benar bisa meningkatkan daya ingat pada orang sehat.


Jadi, jika kamu sering terbangun karena napas tersendat, atau pasanganmu bilang kamu mendengkur keras, mungkin bukan cuma kualitas tidurmu yang terganggu, tapi juga kemampuan otakmu untuk menyimpan kenangan berharga. 


Karena siapa sangka, kunci dari ingatan yang tajam ternyata bisa sesederhana menarik napas dengan benar saat tidur.


Disadur dari Earth.com


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama