Di antara sains dan kepercayaan, misteri “anjing melihat hantu” terus hidup.
Ringkasan
- Anjing memiliki pendengaran dan penciuman jauh lebih tajam daripada manusia, membuat mereka bisa mendeteksi hal-hal yang tak kita sadari.
- Beberapa parapsikolog percaya anjing memiliki kemampuan ekstraindrawi (ESP), tetapi bukti ilmiahnya lemah.
- Sebagian besar ilmuwan menjelaskan perilaku “melihat hantu” sebagai reaksi alami terhadap rangsangan yang tak terdeteksi manusia.
BANYAK orang bersumpah bahwa anjing mereka bisa “melihat” sesuatu yang tak kasatmata—menatap sudut kosong, menggonggong ke arah tangga, atau mengikuti sesuatu yang tak terlihat.
Ilmu pengetahuan mengatakan perilaku itu mungkin lebih berkaitan dengan indra luar biasa yang dimiliki anjing daripada kemampuan mereka berinteraksi dengan arwah.
Profesor sosiologi Marc Eaton dari Ripon College pernah mewawancarai seorang 'detektif paranormal' yang yakin anjingnya bisa merasakan arwah ayahnya.
Sang anjing sering menggonggong ke arah tangga, seolah mengikuti seseorang yang tak terlihat.
Bagi pemilik yang tengah berduka dan percaya pada dunia roh, perilaku itu menjadi bukti bahwa sang ayah masih “mengawasi” dari alam lain.
Kepercayaan bahwa anjing bisa melihat roh bukan hal baru. Bangsa Aztek kuno percaya anjing bisa menuntun jiwa manusia melalui alam baka.
Dari zaman purba hingga era media sosial, kisah tentang anjing yang menatap “kosong” selalu memicu rasa ingin tahu manusia: apakah mereka memang melihat sesuatu yang tak bisa kita lihat?
Sebagian parapsikolog berpendapat bahwa anjing memiliki kemampuan extrasensory perception (ESP), yakni daya indra keenam yang memungkinkan makhluk hidup merasakan hal-hal di luar pancaindra.
ESP mencakup kemampuan seperti telepati, melihat kejadian jauh (clairvoyance), hingga meramalkan masa depan (precognition).
Menurut Loyd Auerbach, seorang parapsikolog ternama, “Jika hantu bukan fenomena fisik, maka dibutuhkan bentuk persepsi non-sensori untuk mendeteksinya.
Anjing dan kucing, seperti manusia, bisa jadi juga punya kemampuan psikis.”
Namun, sains masih skeptis. Hingga kini, penelitian tentang ESP gagal memberikan bukti kuat bahwa kemampuan itu benar-benar ada.
Banyak ilmuwan berpendapat bahwa jika fenomena itu tidak bisa diukur, ia tidak bisa dikategorikan sebagai ilmiah.
Penjelasan paling masuk akal justru terletak pada indra luar biasa milik anjing. Mereka memiliki sekitar 220 juta reseptor penciuman, jauh di atas manusia yang hanya sekitar 5 juta.
Selain itu, organ vomeronasal (Jacobson’s organ) memungkinkan mereka menangkap sinyal kimia yang bahkan tak memiliki bau bagi kita.
Eksperimen klasik di Universitas Duke pada 1950-an menunjukkan anjing bisa mendeteksi aroma minyak bawang putih yang diencerkan hingga 0,00000005 persen.
Penelitian lain menemukan anjing bisa mengenali sampel darah penderita kanker dengan akurasi hampir 97 persen, dan bahkan mendeteksi stres manusia lewat perubahan bau tubuh.
Pendengaran mereka tak kalah hebat. Anjing bisa mendengar hingga 65.000 Hertz, sedangkan manusia hanya sampai 20.000 Hertz. Mereka juga mampu menangkap suara sehalus -15 desibel, yang bagi kita benar-benar sunyi.
Jadi, saat seekor anjing menggonggong ke dinding atau menatap ke sudut kosong, bisa jadi dia sedang mendengar tikus di balik tembok atau mencium aroma halus yang lolos dari indra kita.
“Saya skeptis terhadap hal-hal supranatural," ujar psikolog Christopher French, penulis The Science of Weird Shit. "Anjing mungkin bereaksi terhadap rangsangan alami yang tak terdeteksi manusia, bukan terhadap makhluk gaib.”
Menariknya, penglihatan anjing sebenarnya lebih buruk daripada manusia—mereka buta warna merah-hijau dan tak bisa melihat sejauh kita. Namun, mereka lebih peka terhadap gerakan cepat dan perubahan cahaya halus.
Profesor psikologi Ellen Furlong dari Transylvania University menjelaskan, layar TV yang tampak mulus bagi kita bisa tampak berkedip bagi anjing.
Jadi, saat mereka tampak menatap “kosong”, bisa jadi mereka melihat perubahan cahaya atau bayangan halus yang luput dari penglihatan manusia.
Marc Eaton berpendapat, keyakinan bahwa anak kecil dan hewan bisa merasakan roh muncul dari gagasan bahwa orang dewasa telah “dibutakan budaya” oleh pandangan rasional yang menolak hal-hal gaib.
Maka, ketika anjing atau anak kecil bereaksi terhadap sesuatu yang tak terlihat, orang cenderung menganggap itu bukti keberadaan arwah.
Pada akhirnya, sains menjelaskan bahwa perilaku misterius anjing kemungkinan besar berakar pada kepekaan indra mereka yang luar biasa—bukan pada kekuatan supranatural.
Namun, di malam sunyi ketika anjing menatap kosong ke ruang gelap, siapa yang bisa menyalahkan ketika ada yang berpikiran: mungkin, hanya mungkin, mereka memang melihat sesuatu yang tak bisa kita pahami.
Disadur dari Popular Science.

Posting Komentar