Peneliti Singkap Rahasia Penilaian Penyanyi Opera

Para peneliti dari Universitas Keio, Jepang, akhirnya berhasil membuka "kotak hitam" yang selama ini membingungkan dunia musik.


Para peneliti dari Universitas Keio, Jepang, akhirnya berhasil membuka "kotak hitam" yang selama ini membingungkan dunia musikIlustrasi dibuat oleh AI.


Ringkasan 

  • Penelitian membongkar faktor utama penilaian juri dalam lomba menyanyi opera.
  • Vibrato dan singing power ratio (SPR) terbukti jadi penentu skor tertinggi.
  • Temuan ini bisa jadi landasan baru untuk pelatihan vokal berbasis sains.


OPERA bukan sekadar nyanyian, ini adalah kombinasi kekuatan vokal, ekspresi, dan teknik yang dibangun bertahun-tahun. 


Namun, dalam kompetisi menyanyi opera, skor juri bukan hanya menentukan pemenang, melainkan juga arah karier si penyanyi. Masalahnya, kriteria yang dipakai juri selama ini cenderung subjektif dan misterius.


Sebelumnya, para ahli menduga beberapa aspek seperti resonansi, timbre, kejelasan pengucapan (diksi), hingga intonasi punya pengaruh. 


Faktor akustik seperti harmonic-to-noise ratio (HNR) dan loudness (LUFS) juga sempat dianggap penting. Tapi, pertanyaan besarnya, faktor mana yang benar-benar menentukan skor akhir?


Studi yang dipimpin oleh Haruka Kondo, kandidat PhD sekaligus penyanyi sopran, mencoba menjawab teka-teki ini secara ilmiah. Sepuluh penyanyi sopran Jepang membawakan lagu klasik Italia 'Caro mio ben' di bawah kondisi rekaman standar. 


Hasil rekaman dinilai oleh empat juri yang juga penyanyi profesional, dengan penilaian mencakup enam atribut vokal: vibrato, resonansi, timbre, diksi, intonasi, dan ekspresivitas.


Selain itu, rekaman dianalisis dengan tiga indikator akustik: SPR (kemampuan suara memenuhi ruang tanpa mikrofon), HNR (kejernihan suara), dan LUFS (tingkat keras suara).


Hasilnya cukup mengejutkan. Dari enam atribut vokal, hanya vibrato yang punya pengaruh signifikan terhadap skor akhir. Dari sisi akustik, SPR keluar sebagai faktor penentu, sementara HNR dan LUFS ternyata tidak banyak berperan.


Vibrato—getaran halus pada suara—selama ini memang dianggap ciri khas penyanyi opera. 


Getaran yang stabil dan indah membuat suara terasa hidup. Sedangkan SPR menunjukkan seberapa kuat suara bisa terdengar jelas di ruang konser besar tanpa pengeras suara. 


Dalam dunia opera, kualitas ini vital karena penyanyi harus "bertarung" dengan orkestra tanpa kehilangan kejelasan.


Menurut Dr. Shinya Fujii, penelitian ini bisa membuka jalan baru dalam pendidikan vokal. 


Dengan data objektif, penyanyi tak lagi hanya mengandalkan intuisi guru, tetapi bisa melihat perkembangan teknik suaranya lewat angka dan grafik.


Temuan ini tidak hanya bermanfaat untuk pelatihan vokal, tetapi juga membantu menjawab pertanyaan mendasar tentang bagaimana manusia menilai suara dan seni. 


Bayangkan di masa depan, murid vokal bisa melihat performa vibrato mereka di layar, sama seperti atlet memantau kecepatan atau kekuatan.


Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Frontiers in Psychology pada 8 Agustus 2025.


Disadur dari EurekAlert


Post a Comment

أحدث أقدم